GEREJA DAN PANGGILAN PENDIDIKAN
Bacaan Setahun:
Mzm. 128, Amsal 13, Yos. 16-18
“Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20)
Firman Tuhan yang kita baca ini merupakan bagian dari amanat agung Yesus menjelang IA terangkat naik ke sorga yang menjadikan segala bangsa murid Tuhan. Bagaimana menjadikan mereka murid Tuhan? Firman Tuhan menggambarkan dengan jalan memberitakan injil dan perlu dilanjutkan dengan mengajar mereka. Kata mengajar di sini menggunakan kata didasko yang bermakna didiklah, ajarlah seperti guru, impartasikan nilai kebenaran. Firman Tuhan sedang mengajarkan bahwa menghasilkan pribadi berkualitas tidaklah cukup hanya dengan pendekatan supranatural (didoakan), tapi melibatkan unsur yang namanya pendidikan yang intentional (disengaja secara terus menerus) .
Tanggal 2 Mei di Indonesia diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional, merupakan sebuah momentum bagi bangsa ini, mengingatkan akan arti pendidikan bagi bangsa ini. Penetapan tanggal 2 Mei ini didasarkan sebagai penghargaan atas karya tokoh bangsa ini Ki Hajar Dewantara yang lahir pada tanggal 2 Mei, dengan memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Ki Hajar Dewantara telah merintis pendidikan berbasis kebudayaan bagi semua orang, dan salah satu motonya menjadi dasar pendidikan di Indonesia hingga saat ini yaitu Tut Wuri Handayani, yaitu peranan pendidik berperan mendorong, mengarahkan agar anak belajar mencapai potensi atau tujuan yang dicita-citakan.
Hari ini sadarkah kita Gereja Tuhan, bahwa amanat pendidikan seharusnya juga menjadi panggilan agung dari Allah bagi gerejaNya. Jauh sebelum Ki Hajar Dewantara mencanangkan gerakan pendidikan, Firman Allah telah menuliskan panggilan tersebut. Amsal 22:6, “Didiklah (train) orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Amsal 29:17, “Didiklah (Correct) anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Firman Tuhan sedang menggambarkan bahwa peran pendidikan dapat dilakukan dengan kegiatan melatih (training) dan juga tindakan menegur, membetulkan (correct).
Bahkan tanggung jawab mendidik anak juga menjadi peran dari keluarga, bukan sekedar tanggung jawab sekolah dan gereja. Efesus 6:4, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Kata mendidik pada konteks ini menggunakan kata asli paedia yang bermakna mengasuh, pendidikan holisitik. Artinya peranan orang tua bukan sekedar mengasuh kebutuhan fisik, yaitu makanan, pakaian, material, tetapi justru juga harus memikirkan aspek pendidikan, kualitas mental, dan pemikiran anak. Anda setuju? (HA)
Questions:
1. Menurut Anda, apakah keluarga merupakan pendidik utama terhadap anak-anak?
2. Sudahkah Anda berperan dalam pendidikan baik bagi anak-anak Anda maupun lingkungan sekitar? Saksikan!
Values:
Peran orang tua di rumah bukan sekedar menyediakan kebutuhan jasmani anak-anak, tetapi juga bertanggung jawab untuk mendidik sesuai kebenaran-Nya.
Kingdom Quotes:
Jangan puas jika anak kita hanya bertumbuh sehat secara fisik, atau ketersediaan materi, tetapi pastikan mereka bertumbuh dalam pendidikan dan karakter yang baik.