GEREJA PEMBELAJAR

Bacaan Setahun:
Ayb. 4-6
Mzm. 6

“Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah. Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN.” Amsal 19:2-3

Bapak Kresnayana Yahya salah seorang dosen, ahli statistik dan konsultan managemen di Jawa BTimur menceritakan sebuah kisah unik dalam sebuah perkuliahan mengenai sebuah pabrik yang mempekerjakan ribuan karyawan. Pabrik tersebut mengalami permasalahan yaitu tingginya angka kecelakaan kerja , yang mengakibatkan banyak orang cacat, dan tentunya pada akhirnya sangat merugikan juga bagi perusahaan.
Berkali-kali mereka mencoba melakukan perbaikan pola kerja, Standar Operating Procedure (SOP) dalam prosedur produksi dan keamanan kerja, namun masih saja terjadi banyak angka kecelakaan tersebut. Selain cara system, pihak manajemen kemudian juga menggunakan pendekatan lain yaitu pendekatan spiritual, karena banyak rumor yang dikaitkan antara penyebab kecelakaan ini dengan aspek spiritual, mistik, tempat-tempat dan pohon-pohon yang memiliki nilai mistis yang dianggap sebagai faktor penyebab. Maka mereka pun kemudian mendatangkan “orang pinter” atau tokoh-tokoh spiritual dari beberapa agama. Proses spiritual tersebut awalnya nampaknya berhasil dalam beberapa hari, tapi kemudian kecelakaan kerja tersebut terjadi kembali.
Setelah mengadakan berbagai riset kembali dengan pendekatan pengetahuan, akhirnya di temukannya kondisi para pekerja yang kekurangan kadar yodium dalam diri mereka. Yodium ternyata sebuah mineral yang memberi pengaruh terhadap keseimbangan tubuh. Meskipun para pekerja tersebut makan dari makanan yang disediakan atau dimasak oleh juru masak perusahaan, ternyata teknis proses pemberian garam ke dalam makanan yang salah telah mengakibatkan banyak hilangnya kadar yodium pada garam yang mereka gunakan.
Firman Tuhan yang kita baca menggambarkan bahwa Allah ingin umatnya bukan cuma ‘rohani’, atau berkarakter tetapi juga berpengetahuan. Bahkan Firman Tuhan berkata bahwa tanpa pengetahuan, sikap rajin, dan giat saja ternyata tidak cukup. Bukankah rajin adalah kualitas yang baik? Ternyata tanpa pengetahuan yang benar maka kerajinan atau keaktifan kita hari ini hanya menjadi hal yang cuma rutinitas. Untuk miliki pengetahuan tidak ada jalan lain kecuali hati atau sikap yang mau belajar. Sikap belajar artinya sebuah kesadaran bahwa saya tidak tahu segalanya, saya harus berubah dan perlu terus meningkatkan kualitas dan karya. Itulah sebabnya dalam kekristenan identitas kita juga disebut sebagai murid dan Yesus adalah Guru dan sebagai murid tugas utama kita adalah belajar.
Di era New Normal banyak hal harus kita hadapi, banyak hal yang tidak biasa tapi harus menjadi kebiasaan baru kita. Dan hal itu tentunya menuntut kita belajar lagi dan melakukan perubahan-perubahan. Seorang futurolog dan penulis terkenal Alvin Toffler menyatakan bahwa orang buta huruf di masa depan, bukanlah orang yang tidak bisa membaca, melainkan orang yang Not Learn, Not Unlearn dan Not relearn (tidak belajar, tidak bersedia membuang konsep lama, dan tidak bersedia belajar kembali). Siapkah kita menjadi gereja yang terus belajar? (HA)

Questions :
1. Apakah Anda suka belajar hal-hal baru? Mengapa?
2. Mengapa kita harus terus belajar? Apa akibatnya jika kita merasa sudah menguasai semuanya?

Values :
Orang buta huruf di masa depan bukanlah orang yang tidak bisa membaca, melainkan yang tidak belajar, tidak bersedia membuang konsep lama, dan tidak bersedia belajar kembali.

Gereja bukan hanya tempat ibadah, melainkan juga model pusat pembelajaran.