GILA KEKUASAAN

GILA KEKUASAAN 

Bacaan Setahun: 
Mzm. 54 
1 Sam. 26-27 
Ams. 16 

“Kata raja: “Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain.” Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: “Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia.” Tetapi yang lain itu berkata: “Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!” (1 Raja 3:25-26).

Hari ini topik yang paling viral adalah perpanjangan KEKUASAAN. Kalau kita ingin membahas KEKUASAAN kita harus memulai pada pertanyaan yang mendasar, ”Mengapa seseorang ingin berkuasa? Apa alasan atau tujuan adanya kekuasaan?” Kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara apapun bentuk negara tersebut, adalah supaya masyarakat di dalam negara tersebut mencapai sebuah tujuan yaitu masyarakat adil makmur dan sejahtera. Itulah manfaat atau tujuan dari kekuasaan. Pertanyaannya kalau tujuan berkuasa adalah kesejahteraan orang banyak dan bukan keuntungan diri sendiri, mengapa banyak orang begitu bernafsu berebut kekuasaan? Bukankah yang sering terjadi adalah ketika seorang menjabat jadi penguasa justru kekayaannya bertambah berlipat-lipat, sedang masyarakat tetap saja susah?

Hari ini untuk ikut dalam pemilihan kepala desa saja seseorang membutuhkan biaya yang cukup besar, dan mereka rela mengeluarkan biaya besar itu. Karena jika seorang berhasil menjadi kepala desa ia mendapat fasilitas yang baik. Inilah magnet mengapa seseorang ingin menjadi penguasa yaitu bisa melihat peluang yang menguntungkan bagi kesejahteraan dirinya dan kelompoknya, bukan berkorban dan mengabdi untuk kesejahteraan orang banyak. Saya tidak yakin bila tujuan ideal kekuasaan, yaitu berkorban dan pengabdian untuk kesejahteraan orang banyak, sebab banyak orang ‘ gila ‘ akan kekuasaan. Saya jadi teringat kisah legenda, perebutan dua ibu muda yang ber sahabat yang tinggal serumah dan bersamaan punya bayi lalu salah seorang bayinya mati. Kemudian dua ibu muda ini berperkara dan sama- sama mengakui kalau bayi yang hidup adalah bayinya. Dan ketika dibawa ke Raja Sulaiman perkara ini, Raja Sulaiman memberi perintah untuk memotong bayi ini jadi dua supaya dibagi secara adil.

Seorang dari ibu yang berperkara tidak setuju bayinya dipotong dan rela memberikan bayinya ke ibu satunya. Ibu kandung rela berkorban tidak ‘ berkuasa ‘ atas anaknya, karena tujuan sesungguhnya kekuasaan adalah kesejahteraan bayi yang dicintainya, bukan kekuasaan itu sendiri. Semoga Indonesia tetap bersatu tidak terbelah karena ada yang ‘gila ‘ kekuasaan. (DD)

Questions:
1. Apakah sebenarnya tujuan dari kekuasaan?
2. Kalau begitu mengapa ada orang yang bersemangat berkuasa?

Values:
Warga Kerajaan mengerti seperti Sang Raja, kalau tujuan berkuasa adalah berkorban untuk jadi pelayan bagi orang yang dipimpinnya.

Kingdom Quote:
Kekuasaan yang diperjuangkan mati- matian, biasanya bukan bertujuan berkorban bagi orang lain, tetapi untuk keuntungan dirinya sendiri.