GIVING LIFESTYLE

GIVING LIFESTYLE 

Bacaan Setahun: 
Rat. 2, Yoh. 1 

“Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” (Amsal 11:24-25)

Banyak orang berkata bahwa kehidupan semakin sulit. Ya… Kesulitan demi kesulitan menjadi bagian kehidupan sehari-hari bagi sebagian orang tentunya. Namun di lain sisi ada kehidupan yang tak menganggap kesulitan sebagai halangan dalam kehidupannya. Nyatanya mereka memiliki gaya hidup berbagi sekalipun banyak kesulitan sedang terjadi. Ya … Pada kenyataannya orang yang memiliki giving lifestyle tetap berbagi dalam segala keadaan. Apakah hidup berbagi itu relevan di saat ini? Bagaimana cara untuk menghidupi gaya hidup memberi?

Yang pertamagiving. Giving memiliki arti memberi atau berbagi. Kata memberi dalam KBBI memiliki arti menyerahkan, menyediakan, memperbolehkan, menyebabkan, mengucapkan dan mengirimkan. Apakah kita sudah paham arti memberi? Apakah hal memberi menjadi sesuatu yang menyulitkan kehidupan kita?

Yang kedua, menghidupi gaya hidup memberi. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari hal memberi. Orang yang memberi adalah tanda ia mengenal TUHAN dengan benar dan baik. Orang yang memberi itu tanda ia tidak egois. Orang yang memberi itu tidak akan kekurangan. Bacaan Firman TUHAN hari ini sudah memberikan penjelasan yang luar biasa bahwa ada orang yang berusaha menghemat luar biasa pengeluarannya namun ia selalu merasa kekurangan dan bahkan mengalami kekurangan. Namun sebaliknya ada yang hidup berbagi malah hidupnya selalu berkecukupan dan berkelimpahan. Aneh kan? Mari kita jujur dengan diri kita sendiri dan mulai introspeksi sebaik mungkin. Bukankah di saat kita peduli dengan orang lain ternyata kita dapat menikmati kehidupan yang diberikan TUHAN kepada kita? Sebaliknya saat kita pelit dengan orang lain ternyata kita semakin mengalami kekurangan? Ya, memang hukum ekonomi dunia dan standar ekonomi Kerajaan Allah sangat bertolak belakang. Bukankah kita pernah diajarkan bahwa hemat pangkal kaya? Pada kenyataannya dalam ekonomi Kerajaan Allah hal itu tidak berlaku, sehingga orang yang hidup berbagi di dalam hikmat TUHAN hidupnya berkecukupan dan berkelimpahan.

Yang ketigabagaimana cara memberi? Kita dapat memberi lewat berbagai macam cara. Jadi pemberian kita tidak selalu berwujud materi saja tentunya. Kita dapat memberi perhatian kepada orang yang luput dari perhatian kebanyakan orang. Kita juga dapat memberikan dukungan kepada orang yang sedang lemah dan tak berdaya. Kita juga dapat berbagi pengharapan dan semangat kepada orang yang sedang berputus asa. Kita juga dapat berbagi kesempatan dan waktu kepada orang-orang di sekitar kita. Kita juga dapat berbagi tenaga dan kemampuan kita bagi orang yang sedang membutuhkannya. Bahkan kita juga dapat berbagi simpati dan empati bagi orang yang sedang sedih dan galau hatinya. Ya .. Sebenarnya ada banyak hal yang dapat kita bagikan bagi orang-orang di sekitar kita. Kita dapat memberikan kehidupan kita secara langsung dengan mengunjungi mereka. Kita juga dapat memberikan kehidupan kita lewat video call untuk menguatkan dan menghiburkan orang lain. (DW)

Questions:
1. Apakah kita sudah memiliki gaya hidup berbagi?
2. Apakah perbedaan hukum ekonomi dunia dan standar ekonomi Kerajaan Allah?

Values:
Seorang Warga Kerajaan ALLAH adalah pribadi yang menyadari bahwa dirinya memiliki gaya hidup berbagi.

Kingdom’s Quotes:
Anda dapat memberi tanpa mengasihi, namun anda mustahil mengasihi tanpa memberi.