Glorify the King through the Family | Pdt. Eluzai Frengky Utana

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15)

Ayat ini adalah bagian dari pembaharuan perjanjian di Sikhem (Yosua 24:15). Yosua mengerti bahwa untuk beribadah tidak ada unsur paksaan, karena Tuhan menghargai kehendak bebas manusia. Apa sesungguhnya ibadah itu?

Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.” (1 Timotius 3:16)

Yesus sebagai manusia mewujudkan Tuhan dalam hidup-Nya. Inilah yang menjadi teladan bagi kita, sehingga ibadah kita adalah agar orang melihat kemuliaan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Keluarga yang memancarkan kemuliaan Tuhan dapat dilihat dalam Kejadian 3:1-6, di mana Tuhan memuridkan Adam, selanjutnya Adam memuridkan Hawa. Namun kemudian kita melihat bahwa Hawa lebih memprioritaskan setan daripada Tuhan dan suaminya. Juga Adam lebih memprioritaskan keluarga dan setan daripada Tuhan. Taman Eden yang pada mulanya merupakan taman hubungan manusia dengan Tuhan, namun karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka sampai sekarang hukum dosa ada di permukaan bumi.

Apa yang dapat dipelajari dari ayat di atas tentang keluarga yang memancarkan kemuliaan Allah?

KOMUNIKASI YANG JUJUR

Adam tidak berkata benar kepada Hawa saat Hawa memberikan buah pengetahuan kepadanya untuk dimakan.

Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. (Efesus 4:25).

Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. (2 Timotius 2:16)

Komunikasi yang jujur seharusnya ada di tengah keluarga. Kesatuan dan kekuatan dalam keluarga tidak akan pernah dicapai tanpa adanya komunikasi yang jujur. Hindari ‘kecerdikan’ yang tidak tulus. Masalah komunikasi lain yang umum dijumpai dalam keluarga adalah seseorang tidak mendengar untuk mengerti, tapi mendengar untuk menjawab. Keluarga yang paham dan ingat perjanjian (covenant) nikah tidak akan bercerai. Membangun tangga rumah adalah hal yang mudah, membangun rumahtangga perlu kasih, pengorbanan, dan pengampuanan. Covenant memiliki unsur pengorbanan, karena ada nyawa atau darah yang dikorbankan. Dalam keluarga hindarilah ‘kecerdikan’ yang tidak tulus. Perbuatan kita lebih kuat dari perkataan kita. 

HARUS MENGHIDUPI PERSEKUTUAN YANG SALING.

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
(Kolose 3: 13-14)

Kita bisa melakukan ayat ini dengan ketaatan, apabila kita mendasarkan atas kasih kepada Tuhan.

Saling yang bagaimana?

Saling membangun VS saling menjatuhkan.

Suami harus menjadi sahabat dan bapa bagi istri. Membangun artinya mendatangkan keamanan, menutup celah atau keretakan pada tembok.

Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. (Galatia 6:1-2)

Saling menasehati.

Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung! (Roma 14:13)

Mulai hari ini kita bisa memulai memberi nasehat 1 kali sehari, dimulai kepada orang-orang terdekat.

Saling menghibur

…yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. (2 Korintus 1:4)

Setiap hari Tuhan menyediakan kekuatan, penghiburan, buat kita dan orang lain. Kita dipulihkan secara ekonomi untuk memberkati sesama. Kita diberkati dengan kesempatan belajar Firman Tuhan adalah untuk menolong orang lain.

KELUARGA YANG MEMURIDKAN DAN MENJADI MODEL.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)

Sudahkah kita memuridkan dan menjadi model itu sendiri?

Anak-anak mungkin sudah diajak oleh orangtuanya untuk berdoa dan ibadah, namun bisa saja lupa dimuridkan. Firman Tuhan bukan sekedar dimengerti, tetapi dihidupi dalam hidup sehari-hari. Di tempat kerja atau tempat usaha bukan sekedar ada persekutuan, tapi seharusnya ada pemuridan, sehingga berkat Tuhan akan dicurahkan. Orang yang saat masa kecilnya krisis kasih, setelah dipulihkan Tuhan harus menolong orang yang mengalami krisis yang sama.

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6)

Ayat ini berbicara tentang pemuridan kepada anak-anak dan orang muda.  Ada perbedaan besar antara datang kepada Yesus untuk mendapat keselamatan, dan datang kepada Yesus untuk menjadi murid.  Demikian juga dalam keluarga, janganlah sekedar mengajarkan tentang Yesus untuk mendapatkan keselamatan, tapi untuk menjadi murid dan menjadi model bagi orang-orang di sekitar kita. Amin. (VW).