God Our Restorer | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang memulihkan (restorer). Perkataan restorer dalam bahasa Ibrani adalah shub, yang berarti dikembalikan pada posisi tertinggi. Jika kita membaca dalam kitab 2 Samuel pasal 7, kita melihat bagaimana Tuhan membela umat-Nya dengan perlindungan yang sungguh luar biasa. Sesudah kejadian tersebut di dalam Pasal 8 kita akan bagaimana ada 3 tokoh yang Tuhan pulihkan hidupnya yaitu:

The Revived Son (Anak Yang Dihidupkan Kembali)

Elisa telah berbicara kepada perempuan yang anaknya dihidupkannya kembali, katanya: “Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan tinggallah di mana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab TUHAN telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun lamanya.” (2 Raja-raja 8:1)

Kisah hidup anak ini ada di dalam kitab 1 Raja-raja 4:8-37 di mana anak yang lahir karena mujizat ini tiba-tiba menjerit kepada ayahnya bahwa kepalanya sakit, kemudian anak tersebut dibaringkan di kamar di atas tempat tidur yang biasa digunakan oleh Elisa. Kemudian ibu anak itu mempelanai keledainya dan berangkat menyusul Elisa di gunung Karmel untuk segera datang ke rumahnya. Setelah mereka tiba di rumah, Elisa masuk ke kamar dan mendapati bahwa anak itu telah meninggal. Maka berdoalah Elisa kepada Tuhan dan membaringkan diri di atas tubuh anak itu, dengan mulutnya di atas mulut anak itu, dan matanya di atas mata anak itu, serta telapak tangannya di atas telapak tangan anak itu; dan karena ia meniarap di atas anak itu, maka menjadi panaslah badan anak itu. Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu. Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya dan hidup kembali. Sejarah mencatat bahwa anak yang dihidupkan kembali ini bertumbuh menjadi seorang nabi yang bernama Obaja (Obadiah) yang berarti hamba Tuhan (Servant of YHWH).

The Restored Widow (Janda Yang Dipulihkan)

Sedang ia menceritakan kepada raja tentang Elisa menghidupkan anak yang sudah mati itu, tampaklah perempuan yang anaknya dihidupkan itu datang mengadukan perihal rumahnya dan ladangnya kepada raja. Lalu berkatalah Gehazi: “Ya tuanku raja! Inilah perempuan itu dan inilah anaknya yang dihidupkan Elisa.” (2 Raja-raja 8:5)

Pada saat itu Tuhan sedang mendatangkan kelaparan di negeri itu selama 7 tahun. Maka Elisa berbicara kepada perempuan Sunem itu untuk berkemas dan pergi bersama-sama dengan keluarganya, dan tinggal di mana saja mereka dapat menetap sebagai pendatang. Lalu berkemaslah perempuan itu dan dilakukannyalah seperti perkataan abdi Allah. Ia pergi bersama-sama dengan keluarganya, lalu tinggal menetap sebagai pendatang di negeri orang Filistin tujuh tahun lamanya. Dan setelah lewat ketujuh tahun itu, pulanglah perempuan itu dari negeri orang Filistin, tetapi segala aset dan haknya sudah dikuasai oleh orang lain. Kemudian ia pergi mengadukan perihal rumahnya dan ladangnya kepada raja. Kebetulan pada saat itu Raja sedang berbicara dengan Gehazi mengenai segala perbuatan besar yang dilakukan Elisa. Sehingga raja menugaskan seorang pegawai istana menyertai perempuan itu dengan pesan: “Pulangkanlah segala miliknya dan segala hasil ladang itu sejak ia meninggalkan negeri ini sampai sekarang.” Demikianlah segala hak dan aset janda ini dipulihkan dengan cara Tuhan.

The Reborn Servant (Hamba Yang Dilahirkan Kembali)

Raja sedang berbicara kepada Gehazi, bujang abdi Allah itu, katanya: “Cobalah ceritakan kepadaku tentang segala perbuatan besar yang dilakukan Elisa.”
(2 Raja-raja 8:4)

Jika kita membaca pasal-pasal sebelumnya, kita tahu bahwa penyakit kusta Naaman melekat kepada Gehazi dan anak cucunya (2 Raja-raja 5:27) karena Gehazi telah mengambil 2 talenta perak 2 potong pakaian yang seharusnya diberikan kepada Elisa namun Elisa menolaknya. Gehazi telah berbohong kepada Elisa bahwa ia meminta dan menerima semua itu dari Naaman.

Dalam kitab 2 Raja-raja Pasal 6 diceritakan bagaimana Samariadi kepung oleh Benhadad Raja Aram sehingga terjadi kelaparan yang sangat hebat di negeri itu, sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak. Bahkan ada seorang ibu yang tega menyembelih anaknya untuk dimakan.

Dalam 2 Raja-raja Pasal 7, diceritakan ada empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang kepada yang lain: “Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati? Jika kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita akan mati juga. Jadi sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati.” Lalu pada waktu senja bangkitlah mereka masuk ke tempat perkemahan orang Aram. Tetapi ketika mereka sampai ke pinggir tempat perkemahan orang Aram itu, tampaklah tidak ada orang di sana. Keempat orang kusta ini adalah Gehazi dan keturunannya. Singkat cerita, Tuhan telah berperang bagi Israel dan bangsa itu datang hanya untuk menjarah semua jarahan yang ditinggalkan bangsa Aram dan Israel dipulihkan dari kelaparan dan krisis.

Ketika Gehazi dapat berbicara kepada Raja dalam 2 Raja-raja 8:4 ini berarti Tuhan juga telah menyembuhkan dan memulihkan Gehazi dari penyakit kustanya sehingga dia menjadi hamba yang dilahirkan kembali dan dipakai Tuhan bagi bangsa itu.

Ketiga peristiwa ini mewakili kehidupan kita saat ini, mungkin bisnis kita sedang mati, keluarga kita mengalami goncangan, aset dan hak kita dikuasai oleh orang lain dengan tidak adil atau kita sedang mengalami sakit penyakit yang tidak kunjung sembuh. Percayalah kepada Tuhan maka kita akan tetap teguh dan percayalah kepada Firman-Nya melalui hamba-hamba-Nya maka kita akan berhasil. Amin. (RCH)