GOD TRAINS MY HANDS FOR BATTLE | Pdm. Stefanus Suheru

17 Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: “Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir.” 18 Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.
(Keluaran 13:17-18)

Sesuai dengan tema kita bulan ini TRAIN dari pembacaan di 2 Samuel 22:35 “yang MENGAJAR tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga.”.Dalam terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari dikatakan bahwa: “Ia MELATIH aku untuk berperang, sehingga aku dapat merentangkan busur yang paling kuat”. Untuk itu kita akan belajar dari kisah perjalanan Bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir bagaimana Tuhan membawa mereka melalui jalan berputar karena bangsa Israel belum siap menghadapi peperangan.  Justru melalui jalan berputar inilah Tuhan melatih bangsa Israel menghadapi peperangan demi peperangan.

Ketika Tuhan membawa keluar bangsa Israel dari perbudakan, Tuhan tidak pernah menjanjikan segala sesuatunya berjalan dengan mulus sesuai dengan yang diharapkan, tetapi Dia berjanji akan selalu menyertai setiap perjalanan. Dalam kehidupan ini mungkin saja situasi yang kita hadapi tidak seperti yang kita harapkan seperti permasalahan keuangan yang serius, keluarga, kesehatan, bisnis dan lain sebagainya. Kita masih hidup di dunia yang penuh dengan pergumulan, kita masih harus berperang melawan keegoisan diri sendiri, keinginan-keinginan duniawi yang ditawarkan dan melawan kuasa-kuasa iblis yang ingin membunuh dan menghancurkan hidup kita. Namun, ketika kita sedang diperhadapkan kepada masalah-masalah itu  sesungguhnya merupakan cara Allah yang di luar kebiasaan untuk melatih kita menghadapi peperangan dalam hidup kita. Mengapa Allah melakukan ini?

Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir pada rute yang aneh, jarang dilalui dan tidak pernah diperhitungkan sama sekali. Jika kita melihat peta jaman itu ada 2 rute yang bisa ditempuh ketika seseorang melakukan perjalanan dari Mesir menuju ke Kanaan. Rute yang pertama adalah rute lurus dari Mesir ke Kanaan. Ini adalah jalan pintas yang lebih mudah dan diperkirakan dapat ditempuh dalam waktu 3-11 hari. Beberapa penafsir lain juga mengatakan jalan tersebut dapat ditempuh dalam 2-3 minggu. Jadi ini merupakan jalan yang singkat dan mudah bagi bangsa Israel untuk keluar dari Mesir karena sering dilalui oleh para tentara dan pedagang.

Rencana Tuhan di luar rencana manusia, Tuhan justru membawa bangsa itu melalui jalan berputar yang memakan waktu 40 tahun. Melalui padang gurun Tuhan ingin mengeluarkan mentalitas budak di Mesir dari bangsa Israel dan membawa mereka untuk memiliki mentalitas Kerajaan Allah. Untuk itu mereka perlu dilatih agar siap untuk berperang. Percayalah jika Tuhan mengijinkan kita melalui jalan yang sulit kita pasti mampu melaluinya sebab pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan biasa yang tidak akan melebihi kekuatan kita dan pada waktu kita dicobai Tuhan akan memberikan kepada kita jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya (1 Korintus 10:13).

JALAN PINTAS TIDAK DIJAMIN

Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya. (Amsal 16:9)

Jika melalui rute yang singkat, bangsa Israel akan melalui jalan ke negeri orang Filistin. Bangsa Filistin merupakan bangsa yang kuat dan mahir dalam peperangan. Mereka sudah memiliki sistem persenjataan yang kuat sehingga jika diperhadapkan dengan bangsa Israel yang masih memiliki mentalitas budak, mentalitas yang gampang menyerah dan mudah putus asa maka tidak menjamin jika bangsa Israel sanggup menghadapinya. Perlu proses dan waktu untuk mengubah mentalitas ini. Oleh sebab itu jalan pintas ataupun berkat-berkat yang tersedia bagi kita tidak menjamin kita mampu menghadapi peperangan di depan kita.

MENGAPA JALAN ALLAH LEBIH BAIK?

Jika kita memiliki hubungan dengan Tuhan, maka kita akan mengenal jalan-jalanNya yang memimpin hidup kita tidak hanya melalui garis lurus, melainkan banyak cara Tuhan untuk melatih kita siap menghadapi peperangan. Allah membawa kita melalui jalanNya demi untuk kemuliaan dan kehormatanNya sendiri. Agar orang-orang Mesir tahu bahwa yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir ialah tangan Tuhan yang kuat. Ketika kita tidak memiliki pilihan lain yang dapat menolong maka Tuhan akan tampil cemerlang sebagai pembela kita dan satu-satunya yang dapat kita andalkan dalam hidup ini.

ALLAH MEMILIKI RENCANA YANG BAIK UNTUK KITA

Tidak ada jalan pintas untuk sesuatu yang berkualitas. Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut. Tuhan sudah tahu akhir dari perjalanan hidup kita oleh sebab itu Ia senantiasa membawa kita melalui jalanNya agar rencanaNya yang terbaik digenapi di dalam kehidupan kita. Perjalanan dengan cara berputar adalah rencana yang baik untuk kita karena melalui jalan itu akan membentuk karakter dan mentalitas kita serta membuat kita benar-benar mengandalkan Tuhan. 

ALLAH SENDIRI PERGI BERSAMA KITA DI JALAN-NYA

(21)  TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. (22)  Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu (Keluaran 13:21-22).

Firman Tuhan ini memberi kita alasan terbaik untuk bersedia mengambil jalan yang lebih lama dan lebih sulit karena ada Tuhan yang menyertai kita di jalan itu.

Dari kisah ini kita belajar bagaimana respon sebagai umat Allah yang sedang dilatih menghadapi peperangan-peperangan dalam kehidupan kita adalah jangan memberontak kepada Tuhan dan tidak takut menghadapi musuh.

Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.“ (Bilangan 14:9)

Tunduklah dalam tuntunan Tuhan melalui Firman Tuhan dan Roh Kudus, hadapi tantangan tanpa rasa takut karena proses kehidupan yang penuh dengan tantangan akan membentuk kita menjadi anak-anak Allah yang tangguh. Amin. (RCH).