Godfidence In Influence | Pdt. Nathanael Wuryanto

Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. (Efesus 4:12-13)

Kegelapan apapun yang dilakukan oleh iblis dalam kehidupan kita, namun jika ada api Roh Tuhan di dalam kita, maka kita pasti bisa melewatinya. Sebagai umat Tuhan, saat kita difitnah atau dijelek-jelekkan, siapakah yang membela? Tuhan.

Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
(Kisah Para Rasul 9:3-5)

Saulus diizinkan buta beberapa waktu agar cara pandangnya terhadap umat Allah berubah.

Tetapi Elimas demikianlah namanya dalam bahasa Yunani, tukang sihir itu, menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya. Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, dan berkata: “Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu? (Kisah Para Rasul 13:8-10)

Yang berusaha membelokkan iman kita adalah roh jahat. Pikiran-pikiran yang ujungnya mengarah kepada kehancuran datangnya dari iblis. Teman Ayub ada yang tidak baik, tetapi ada juga yang baik. Karena itu pilihlah dengan siapa bergaul, dan saringlah apa yang masuk ke dalam pikiran kita dengan membaca Firman Tuhan dan berdoa.

Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. (Kisah Para Rasul 7:55)

Coba renungkan, seberapa berat pergumulan kita dibandingkan dengan yang dialami oleh Stefanus? Jika kita tahu bahwa hidup kita berharga di mata Tuhan, hiduplah sepatutnya. Demikian juga dengan Paulus. Ada banyak pergumulan yang dihadapinya, tapi kuncinya ada pada respon pikiran, karena peperangan yang sesungguhnya ada di pikiran kita.

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.  Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. (Kolose 3:1-4)

Pikiran kita harus dirawat dan dijaga. Apapun pergumulan kita, Tuhan sanggup membuka jalan atau membuat jalan. Saat ada masalah, respon hati kita bisa tetap tenang atau menjadi kecewa/sakit hati. Milikilah respon yang benar. Tetaplah tinggal dalam kebenaran.

Yang mana pilihan kita?

Luka hati yang hanya ditutupi dengan kekuatan manusia. Sangat rapuh dan rentan.

Luka hati yang dirajut dengan kuasa Roh Kudus. Ini bukanlah proses yang instan, tetapi membuat kita kuat.

Dengan mengandalkan Tuhan, maka kita akan sanggup mengampuni. Dan pada akhirnya Tuhan akan melihat hati kita.

Manusia baru 

Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,  semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka). Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. (Kolose 3:5-10)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13)

Kita harus terus-menerus diperbaharui untuk semakin serupa dengan gambar Kristus. Saat ini Iblis gencar menyerang keluarga. Manusia yang pada mulanya diciptakan segambar dengan rupa Allah, berusaha dirusak oleh Iblis. Kuncinya ada pada pria (suami/ayah). Mulut kita harus dijaga dan ditutup untuk setiap perkataan negatif. Pakai mulut kita hanya untuk memperkatakan berkat dan yang positif. Buanglah semua kejahatan, sehingga manisnya Firman Tuhanlah yang keluar dari mulut kita.

Jika Yesus Guru kita mengalami aniaya, maka murid-Nya juga pasti mengalaminya. Sadarilah bahwa setiap detik adalah peperangan melawan kuasa kegelapan. Kita akan memperoleh kekuatan melalui hubungan yang intim dengan Roh Kudus. Percayalah bahwa dengan penyertaan Tuhan di dalam hidup kita, kita akan menyatakan kuasa dan mujizat-Nya bagi dunia. (VW).