Godfidence | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

GODFIDENCE adalah confidence di dalam Tuhan.

“Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus” Kisah Para Rasul 4:13.

Kata ‘berani, dalam bahasa aslinya ‘parrhesia’ yang artinya boldness (keberanian), openly (terus terang), plainly (lugas), boldly (berani), tidak ada yang ditutup-tutupi, tanpa ambigu dan penyamaran.

Contoh orang-orang yang memiliki Godfidence diantaranya Donald Trump, Gilad Erdan dan Benjamin Netanjahu ketika mereka menghadapi tekanan dari dalam maupun luar negeri.

Agar kita bisa memiliki Godfidence yang kuat, kita akan belajar dari Ibrani 11:23-24 tentang kehidupan daripada Musa.

Orang Tua yang memiliki Godfidence.

Iman percaya orang tua adalah salah satu pondasi yang penting. Melalui iman orang tua yang kuat melahirkan seorang nabiah (Miryam), Imam Besar (Harun) dan Nabi serta pemimpin besar yaitu Musa.

Firman Tuhan menuliskan bahwa orang yang terlebih dahulu masuk neraka dimulai dari orang yang penakut, orang yang tidak percaya dan Pendusta.

Tetapi orang-orang PENAKUT, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.” (Wahyu 21:8)

Sadar dan memilih menderita daripada menikmati kesenangan dosa yang bersifat sementara.

Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,  karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. (Ibrani 11:24-25)

Memiliki iman yang mengatasi ketakutan-ketakutan, karena melihat Dia yang tidak kelihatan. Dia adalah pembela kita.

Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. (Ibrani 11:27)

Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya.(Ibrani 11:30)

Journey dari confidence menuju Godfidence tidaklah mudah. Mari kita belajar dari journey yang dilewati oleh Musa sepanjang hidupnya.

Periode usia 0 – 40 tahun, Musa memiliki rasa percaya diri (CONFIDENCE).

Dia dipelihara oleh putri Firaun, mendapatkan pendidikan terbaik di Mesir dan akhirnya diberi tanggung jawab yang besar sebagai pemimpin di Mesir.

Periode usia 40 – 80 tahun, Musa kehilangan rasa percaya dirinya (NO CONFIDENCE).

Yang sebelumnya sebagai pemimpin di Mesir, kemudian di Midian dia tinggal di ‘Pondok Mertua Indah’, menggembalakan domba milik mertuanya dan di periode ini dia menjadi gagap.

Periode usia 80 – 120 tahun, Musa akhirnya memiliki rasa percaya diri di dalam Tuhan (GODFIDENCE).

Godfidence ini bisa bertumbuh, karena saat dia kecil ibunya mengajarkan bahwa ia mempunyai perjanjian dengan YHWH, sebagaimana nama Musa yang artinya ‘ditarik dari air’ (diselamatkan dari kebinasaan).

Saat perjumpaan pertama (first encounter) dengan Tuhan, ketahuilah bahwa Dia Allah yang KUDUS. Lepaskanlah kasut kita. Di usia 80 tahun, Musa mendapatkan “burning bush experience” (pengalaman semak yang terbakar). Semak adalah gambaran tentang diri kita, yang dulu adalah hanyalah belukar, tetapi sekarang ada api menyala.

Musa menjadi Godfidence, sehingga berani datang kepada Firaun.

Ada hamba-hamba Tuhan dengan latar belakang ‘gagap’ seperti Musa, diantaranya Benny Hinn, Hanan Sebaja, Oral Robert. Namun Godfidence membuat mereka dipakai Tuhan dengan luar biasa.  Musa-pun kemudian dipakai Tuhan sebagai ‘imam’ (pendamai umat dengan Tuhan) dan juga sebagai hakim (pendamai umat dengan umat).

Hidup ini adalah pilihan dan untuk hidup benar adalah juga pilihan kita masing-masing.

Periode usia di atas 120 tahun, Musa menjadi OVER CONFIDENCE sehingga tidak taat sepenuhnya kepada perintah Tuhan. Tuhan memerintahkan agar Musa berbicara kepada bukit batu, tetapi Musa memukul bukit batu tersebut.

TUHAN berfirman kepada Musa: “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya…..

Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” Bilangan 20:7,8,11,12.

Kita sering menganggap diri baik, tapi sebenarnya kusta. Taatlah kepada apa yang Tuhan perintahkan dan cara yang Tuhan mau. Belajarlah dari pengalaman Harun dan Musa yang tidak diperbolehkan masuk ke tanah perjanjian. Mari tetap belajar memiliki Godfidence, Confidence di dalam Tuhan. Amin. (VW).