Good Name (Nama Baik) | Pdt. Hanny Yasaputra

Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar,
dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas. (Amsal 22:1)

Nama adalah identitas diri yang menggambarkan pengharapan orangtua terhadap anaknya dan yang membedakan orang tersebut dengan orang lain. Di dalam sebuah nama juga terkandung sebuah kepercayaan, perlindungan, harta yang abadi.

Amsal 22:1 menyebutkan bahwa nama baik lebih berharga dari kekayaan besar. Dunia memposisikan kekayaan sebagai standar kesuksesan. Banyak perusahaan menghabiskan dana iklan milyaran rupiah untuk mendapatkan kepercayaan konsumen. Reputasi apa yang sedang kita bangun? Pengharapan apa yang ada di balik nama kita? Ingatlah identitas kita yang mulia sebagai anak Bapa dan Pribadi Kristus yang ada di dalam diri kita lebih berharga dari harta apapun juga di dunia.

Menjaga nama baik bukanlah suatu tindakan yang berada di bawah sorotan lampu spotlight, tetapi dalam satu koridor kesenyapan ketika kita sendiri dan harus membuat keputusan benar meskipun tidak ada orang yang melihat. Ada mata Tuhan yang melihat setiap keputusan yang telah kita buat.

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:16).

Nama baik dibangun dari perbuatan baik yang mendatangkan kemuliaan bagi Bapa. Terang Allah akan terpancar melalui perbuatan baik yang kita lakukan di tengah kegelapan dunia. Demikian juga sebaliknya, setiap perbuatan jahat dan ketidakbenaran yang kita lakukan akan mendatangkan kesaksian yang buruk bagi Bapa.

Ketika kita dengan sungguh-sungguh menjaga nama baik dan meninggikan nama Tuhan, maka Tuhan akan memberikan perlindungan dan pemeliharaan yang sempurna sebagaimana yang dialami Yusuf pada saat ia difitnah di rumah Potifar. Sebagai seorang budak, tuduhan yang diterima Yusuf seharusnya membuat ia dihukum mati, tetapi nama baiknya membuat dia mengalami perkenanan Tuhan.

Reputasi adalah apa yang orang lain lihat pada diri kita, sedangkan karakter adalah apa yang Tuhan lihat pada diri kita. Reputasi adalah apa yang kita bawa ke dalam suatu komunitas sedangkan karakter adalah apa yang kita tinggalkan di dalam suatu komunitas. Reputasi akan segera hancur saat integritas dilanggar. Ingatlah bahwa integritas jauh lebih berharga daripada uang haram hasil money laundering, sebagaimana tertulis dalam Pengkotbah 7:1, “Nama yang harum lebih baik daripada minyak yang mahal”.

Membangun nama baik adalah membangun sesuatu yang sangat berharga. Mungkin apa yang kita bangun tidak akan langsung kita nikmati hasilnya saat ini, tetapi sebenarnya kita sedang membangun apa yang benar bagi generasi berikutnya, yang akan mereka menikmatinya kelak.

Di dalam Yohanes 4:34 Yesus berkata, “MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.” Sebagai anak-anak Allah, kita harus meneladani Yesus yang hidupNya adalah untuk memuliakan BapaNya. Dengan ketaatan penuh kepada kehendak Bapa, Yesus melakukan pekerjaanNya dan mengasihi mempelai wanitaNya yaitu gereja dengan memilih jalan salib.

Tuhan memiliki rencana besar bagi setiap warga kerajaan Allah, namun Iblis senantiasa berusaha agar kita tidak sampai kepada destinasi yang Tuhan maksudkan. Iblis berjuang keras agar iman kita gugur. Bertahanlah dalam pergumulan dan tetaplah menjaga nama baik. Doa Yesus menyertai Anda (Lukas 22:31).

Di dalam kerajaan Allah, Bapa sanggup dan mau merestorasi apa yang sudah tercemar dengan menyediakan kemuliaan dan hormat bagi barangsiapa yang melayani Dia (Yohanes 12:26). Mulailah “replant” (ditanam kembali). Perbaharui kasih kita kepada Yesus (Yohanes 21:17), dan memulai hidup yang baru. Hidup di dalam kebenaran dan integritas. Menjadi orang yang dapat dipercayai, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus (Roma 11:16). Sebagaimana Yesus mampu mempersembahan apa yang kudus, maka dengan kuasa Roh Kudus, kitapun dimampukan untuk hidup kudus.
Berhati-hatilah dengani ambisi untuk menjadi orang terkenal dan semakin diberkati secara finansial melalui pelayanan yang kita lakukan. Hal ini tidak akan mendekatkan kita kepada Tuhan, tetapi justru makin mendekatkan diri kita kepada pencobaan.

Seorang Hamba Tuhan yang sejati akan hidup dengan menjaga nama baik, memiliki hati yang tulus dan melakukan perbuatan yang baik. Panggung dan ritual seringkali telah menggantikan rasa hormat dan takut akan Tuhan, serta hilangnya hati yang mengasihi Tuhan. Yang dicari hanyalah tepukan tangan penonton dan pujian manusia. Jadilah hamba Tuhan yang baik dan setia. Tetap menjaga nama baik, agar Bapa dipermuliakan melalui hidup kita. Amin. (VW)

BUILD YOUR GOOD NAME!
If you build a good name, eventually that name will be its own currency.