HAGIA SOPHIA, GADIS CANTIK, SUCI DAN BIJAK

Bacaan Setahun:
Mzm. 111
Ayb. 28-29
Kol. 4

Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Matius 16: 18-19

Nama panjang dari Gereja Ortodok Yunani yang dibangun jaman Bizanthium adalah, Naos tēs Hagias tou Theou Sophias, “Tempat Peziarahan Kebijaksaan Suci Tuhan”. Di pendekkan menjadi “Hagia Sophia“, dalam bahasa Yunani Hagia artinya suci, Sophia artinya kebijaksanaan atau hikmat. Dari namanya Gereja ini dibangun untuk menggambarkan kesucian dan kebijaksanaan Tuhan.
Dalam sejarah, Hagia Sophia bagai gadis suci, pintar dan cantik yang terus menjadi perebutan egoisitas kesombongan nafsu keagamaan dan kekuasaan. Dibangun pada abad ke enam, sebagai Gereja Ortodok Yunani (537-1204), dan direbut pasukan Salib dan dijadikan Gereja Katolik Roma (1204-1261), lalu direbut kembali oleh Kekaisaran Bizanthium dan kembali menjadi Gereja Ortodok Yunani (1261-1453 ). Setelah itu emporium Turki Ottoman menaklukan Bizanthium, Hagia Sophia dijadikan Masjid (1453-1931). Bapak modernisasi Turki, Kemal Ataturk menjadikan Hagia Sophia Museum (1935-2020). Bulan Juli tahun ini Presiden Turki Endorgan menjadikan kembali si Gadis Cantik Hagia Sophia sebagai Mesjid.
Dalam terminologi Kristen, Gereja memang diibaratkan mempelai Kristus yaitu gadis suci dan bijak. Namun arti Gereja sesungguhnya bukanlah gedung atau institusi gereja tetapi kumpulan orang yang mendapat pewahyuan (hikmat dari Sorga) bahwa Yesus adalah Mesias. Orang-orang ini disebut EKKLESIA (asal kata Gereja), yaitu sebutan kepada orang yang mendapat hikmat dan percaya Yesus adalah Mesias, kepada EKKLESIA diberikan kunci Kerjaan Sorga dan alam maut tidak menguasainya. (Matius 16:18-19)
Sejarah manusia selalu diramaikan oleh drama kolosal perebutan kekuasaan baik kekuasaan agama ataupun kekuasaan pemerintahan. Sudah seharusnya diusia tua sejarah peradaban manusia menjadi semakin suci hati dan bijak. Sampai hari ini manusia masih “dibutakan” hati dan pikirannya, yaitu bahwa mengagungkan Tuhan adalah melebarkan kekuasaan atas nama Tuhan dalam bentuk kekuasaan fisik. Bahkan saat ini, ketika Tuhan menunjukkan “kerapuhan” kekuasaan manusia melalui pandemi corona, manusia belum juga belajar menjadi bijak. Kekotoran hati manusia berakibat manusia hanya bisa melihat hal yang fisik, yaitu yang menang adalah yang berkuasa, yang menang adalah yang menaklukkan.
Kepada seorang perempuan Samaria yang tidak terpandang secara agama – ia pernah kawin cerai dengan lima laki laki, dan masih berselingkuh dengan suami orang, Yesus menerangkan tentang arti “menyembah“. Yaitu bukan menyembah di gunung atau di Bait Allah di Yerusalem tetapi di dalam ROH dan KEBENARAN. (Yohanes 4:23)
Hari ini saat banyak orang dipaksa tak bisa menyembah di gedung gereja karena corona, seharusnya kita disadarkan bahwa Tuhan justru hadir ketika baju keagamaan kita yang mempesona harus di’tanggal’kan. Kehadiran Tuhan sesungguhnya bukan di katedral atau di gedung gereja kolosal kebanggaan kita, tetapi di dalam Roh (Hagia) dan Kebenaran (Sophia). Anda mengerti? (DD)

Questions :
1. Apa arti gereja sebenarnya?
2. Benarkah berbakti yang afdol adalah berbakti di gereja yang keramat dan bersejarah?

Values :
Bagi warga Kerajaan sikap hati yang benar adalah hal terpenting dalam penyembahan, tempat ibadah hanya fasilitas bukan tempat yang menentukan diterimanya penyembahan.

Taat beribadah tanpa berakhlak benar seperti berbaju mewah tapi tak pernah mandi.