HIDUP ADALAH PERTANDINGAN MARATON
Bacaan Setahun:
Ul. 28 , Ams. 13
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” (2 Timotius 4:7-8)
Baru saja saya melihat di Youtube seorang pelari pertandingan lari jarak jauh yang mau menyerah hanya menjelang 90 meter dari garis finish, padahal ia telah menempuh jarak puluhan kilometer. Untunglah seorang penonton tiba-tiba masuk arena ikut berlari di sebelahnya mendampingi dan terus memberi semangat sampai pelari ini mencapai finish.
Bagi Anda yang pernah ikut perlombaan lari jarak jauh, Anda akan mengalami godaan berhenti karena capai (baca: capek) dan lelah menjelang finish. Itu sebabnya dalam pertandingan maraton biasanya 100 meter menjelang finish para pelari dilewatkan lintasan di stadion yang penuh dengan suporter, harapannya supaya semangatnya kembali bangkit dan dapat mencapai garis finish.
Rasul Paulus mengibaratkan hidupnya bagai pelari marathon, ia terus bersemangat sampai mencapai garis finish, ia telah memelihara iman. Bagi kita orang beriman, juga ada banyak godaan hari-hari ini di dalam kehidupan kita untuk ‘keluar dari arena pertandingan’. Banyak orang lelah dan kecewa dan telah kehilangan semangat berjuang. Mereka telah menyerah dan tidak lagi memperjuangkan iman mereka. Hidup mereka seenaknya bahkan penuh kejahatan dan hidup sembrono tanpa tanggung jawab sehingga yang terpenting bagi mereka adalah kesenangan semata.
Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. (1 Tim. 6:11-12)
Rasul Palulus mengingatkan setiap kita sudah terpanggil sebagai atlit, yang siap bertanding dalam pertandingan iman untuk merebut hidup yang kekal. Dan juga ada banyak saksi yang ikut menyemangati pertandingan iman kita, sehingga seharusnya tak ada kata menyerah. “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12:1-2)
Kata kunci untuk berkemenangan adalah mata iman kita yang terus tertuju kepada Yesus yang telah memberi keteladanan iman yang sempurna. Sehingga akhirnya bagi kita yang tetap setia sampai garis finish tersedia mahkota Kebenaran. Tetap semangat! (DD)
Questions:
1. Benarkah hidup iman kita bagai seorang atlit Marathon?
2. Apa yang harus kita usahakan agar kita tidak menyerah di tengah jalan ?
Values:
Warga Kerajaan tidak pernah bertanding sendiri, selain ada banyak suporter, suporter utama adalah Sang Raja.
Kingdom’s Quotes:
Pertandingan yang dilakukan dengan sukacita dan penuh pengharapan akan menciptakan semangat yang tak kunjung padam.