HIDUP DALAM KEKUDUSAN

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 

Bacaan Setahun: 
Mzm. 122 , 1 Taw. 28-29 

“Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat.“ (Ibrani 12:14)

Allah yang kita sembah adalah Allah yang kudus. Di zaman Perjanjian Lama, umat Israel datang kepada Tuhan dengan memberikan kurban binatang untuk menebus dan membayar dosa mereka. Banyak ritual dijalani untuk menyucikan dan memurnikan diri sehingga layak untuk bertemu Tuhan. Namun hari ini ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat kita satu-satunya maka karyaNya di kayu salib membuat kita dibenarkan dan dikuduskan. Kita diberikan identitas baru, yang tadinya budak dosa menerima status sebagai anak dan menjadi ahli waris Kerajaan Sorga; kita dipisahkan dari dunia dan menjadi milik Tuhan. Setelah menerima pengampunan kita dipanggil untuk hidup kudus di hadapan Tuhan.

Pertanyaannya, kenapa setelah kita percaya Yesus, dibenarkan, dan dikuduskan, kita masih bergumul? Kita bisa jatuh? Atau bahkan merasa tidak layak untuk datang ke hadirat Tuhan saat kita gagal? Saat kita jatuh dalam dosa dan kelemahan, jangan lari menjauh dari Tuhan tetapi mendekatlah dan memohon pengampunan kepadaNya. Minta Dia menyucikan dan memurnikan kita kembali. Akan ada konsekuensi atas dosa dan kelemahan yang pernah kita lakukan, tetapi Bapa kita tidak akan pernah menolak hati yang hancur yang tulus berbalik kepadaNya dengan pertobatan penuh.

Butuh proses selama kita hidup, jika kita mengasihi dan punya hubungan yang dekat dengan Tuhan, maka hidup dalam kekudusan dan kebenaran adalah gaya hidup surgawi yang akan terpancar dari hidup kita. Ada bagian yang harus kita kerjakan untuk menjaga kekudusan hidup. Untuk hidup di dalam kekudusan diperlukan ketekunan, komitmen, dan sukacita dalam menjalaninya seumur hidup kita. Kita tidak dapat mengandalkan kekuatan sendiri, kita harus mengandalkan dan mengakui Roh Kudus yang ada di dalam kita. Tanpa Roh Kudus dan kekudusan kita tidak bisa mengenal Tuhan secara pribadi dan peka terhadap panggilanNya.

Tantangan menjaga kekudusan seringkali terjadi bila kita tidak punya lingkungan yang tepat untuk bertumbuh. Jika bertumbuh di komunitas yang tidak benar, kita akan letih menghadapi cobaan dan godaan sehingga natur dosa akan semakin kuat dalam hidup kita sebab pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Kekudusan akan lebih mudah dijaga ketika kita berada di tengah komunitas yang yang baik dan benar di mana setiap orang saling mendukung satu sama lain selama diproses Tuhan. Jangan pernah tinggalkan kemunitas yang membangun, di dalam komunitas yang membangun ada kesatuan hati, kita bisa bertumbuh bersama-sama dan berbuah bagi kemuliaan Tuhan. (RSN)

Questions:
1. Bagaimana kita bisa hidup di dalam kekudusan?
2. Apakah tantangan hidup di dalam kekudusan?

Values:
Untuk hidup di dalam kekudusan diperlukan ketekunan, komitmen, dan sukacita dalam menjalaninya seumur hidup kita.

Kingdom’s Quotes:
Hidup dalam kekudusan dan kebenaran adalah gaya hidup sorgawi warga Kerajaan Allah yang akan terpancar ketika memiliki hubungan dengan Sang Raja.