Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia,
ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yohanes 2:6).
Mengapa kita harus menjadi serupa dengan Kristus?
Keserupaan dengan Kristus adalah tujuan kekal Allah bagi semua orang percaya.
Keserupaan dengan Kristus adalah bukti kasih kita kepada Allah.
Tanpa keserupaan dengan Kristus, kita tak akan pernah mengalami janji-janji Tuhan.
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Roma 8:29)
Apa keserupaan dengan Kristus itu?
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Roma 8:29)
Christlikeness adalah sebuah perjalanan dimana Allah mengembangkan karakter Kristus di dalam kehidupan kita. Orang-orang lain di sekitar melihat Kristus melalui perkataan, tindakan, kebiasaan dan setiap aspek kehidupan kita.
Diuraikan melalui akronim ‘C H R I S T’ :
Compassion (Belas kasihan)
“Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. (Markus 8:2)
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. (Kolose 3:12)
Bahasa Yunaninya adalah ‘Splagchnizomai’, yaitu seperti seakan ada pergerakan di dalam usus, membuat anda mules. Ketika anda mules, anda tidak bisa diam saja, anda harus melakukan sesuatu. Belas kasihan akan menghasilkan sebuah tindakan.
Holiness (Kekudusan)
Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. (1 Petrus 1:15-16)
Dalam bahasa Yunani ‘Hagios’ berarti dipisahkan. Terpisah dari dosa dan dengan demikian dikuduskan bagi Allah. Kekudusan dimulai dari pikiran kita. Kejarlah kekudusan dan hiduplah dalam kekudusan, seperti Yesus.
Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. (Ibrani 12:14)
Radiant (Memancarkan terang)
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (Matius 5:14)
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16)
Radiant artinya memancarkan cahaya, mengeluarkan panas dan hal-hal yang positif lainnya. Hidupnya selalu bersinar, berseri, cemerlang. Identitas orang percaya adalah sebagai terang dunia. Kita adalah terang dunia yang memancarkan terang Kristus melalui hidup kita, sehingga bisa membawa orang kepada terang yang sejati, yaitu Yesus Kristus.
Integrity (Integritas)
Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. (Matius 22:16)
Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui. (Amsal 10:9)
Memiliki integritas artinya jujur, ada konsistensi antara hati, ucapan, dan tindakan. Memiliki motivasi yang murni, tidak munafik, tidak memakai topeng. Contoh hidup yang tidak berintegritas misalnya di gereja meneriakkan ‘haleluya’ tetapi di rumah meledak-ledak seperti halilintar. Orang yang berintegritas memiliki kesesuaian antara motivasi, pikiran, perkataan dan perbuatan.
Servanthood (Pengabdian)
Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. (Yohanes 13:14-15)
Yesus memberikan teladan untuk melayani orang lain. Dia tidak mempertahankan posisinya sebagai guru dan Tuhan, sebaliknya merendahkan diri sebagai hamba bahkan taat sampai mati di kayu salib. Dengan memahami pengabdian sebagai hamba, maka tidak ada tugas yang terlalu rendah dan hina untuk kita kerjakan.
Truth (Kebenaran)
Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian. (Amsal 11:19)
Berdirilah teguh untuk apa yang benar, walaupun anda harus berdiri sendirian. Hidup dalam kebenaran seringkali menghadapi resiko, misalnya difitnah, disingkirkan, dianiaya sebagaimana dialami Yusuf atau Daniel dan kawan-kawannya. Jika kita yakin bahwa kita hidup dalam kebenaran, dan tahu bahwa kebenaran itu adalah Yesus sendiri, maka kita sedang berjalan menuju hidup, bukan menuju kematian.
Allah memanggil kita untuk menjadi SERUPA DENGAN KRISTUS, sebagai identitas sejati kita dalam menjalani kehidupan, berdampak bagi banyak orang dan mengalami hubungan yang semakin mendalam dengan Tuhan. Amin (VW).