HIDUP YANG BUKAN MILIKKU

HIDUP YANG BUKAN MILIKKU 

Bacaan Setahun: 
Yeh. 8-10 ,Gal. 3 

namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20)

Manusia selalu dihadapkan pada pilihan. Pilihan untuk menikah atau melajang, pilihan untuk sekolah atau bekerja, bahkan pilihan untuk beribadah dan taat kepada Tuhan atau tidak. Pilihan yang tepat akan membawa pada kebahagiaan, pilihan yang keliru akan membawa pada petaka dan penyesalan berkepanjangan.

Kehidupan kita pun penuh dengan pilihan, termasuk pilihan untuk setia beribadah dan taat kepada Tuhan kita, Yesus Kristus, ataukah tidak lagi setia beribadah kepada-Nya. Setiap kita yang melatih mata iman untuk melihat karya Tuhan dalam sejarah hidup umat-Nya, pasti akan memilih sikap Yosua yang tidak terpengaruh arus zaman dan sikap teman. “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15b). Kehadiran Allah dalam hidup kita akan tampak sungguh nyata jika kita mau menyembah dan memuliakan Tuhan dalam keluarga kita. Kita tidak dapat menghindari proses saling memengaruhi saat menjalani hidup bersama orang lain. Sebagai orang Kristen, sudahkah kita menjadi pengaruh baik bagi orang banyak? Atau, sudahkah kita menjaga diri agar tidak terpengaruh oleh hal-hal buruk dari luar?

Sepanjang kehidupan umat, Allah telah membuktikan kemurahan-Nya dengan kasih yang sejati. Sampai akhirnya, mereka memahami bahwa karya-Nya indah sekaligus mendatangkan kebaikan. Kita sadar bahwa itu bukan isapan jempol belaka. Karena itu kita harus hidup seturut kehendak-Nya. Harapan akhir adalah setiap kita harus bersaksi tentang kemurahan Allah. Agar menjadi saksi, pertama kita dapat mengawalinya dengan tekad untuk tunduk pada kehendak-Nya. Kedua, kita harus merasakan pimpinan-Nya dan hidup penuh sukacita. Ketiga, kita patut bersyukur kepada-Nya atas limpahan anugerah-Nya dalam hidup ini.

Ada syair lagu yang berbunyi ”Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku”. Jadi pahamilah bahwa bukan melakukan perintah-perintah agama yang menyelamatkan kita, tetapi percaya Tuhan Yesus saja yang membuat kita mendapat anugerah keselamatan. Ingatlah bahwa waktu kita percaya Yesus, maka Dia mengampuni dosa kita dan dihadapan Allah, kita adalah orang benar.

Gereja harus menyadari bahwa peran penting mereka dalam pemberitaan Injil, bukan hanya menjadi juru bicara Tuhan, tetapi juga dengan menyaksikan kasih Allah melalui kehidupan. Bukalah mata hati kita supaya melihat karya kasih-Nya. Mari siarkan kebaikan Allah melalui perkataan dan seluruh kehidupan kita. Karena hidupku bukan milik aku lagi tetapi Kristus yang ada di dalamku, Amin. (AU)

Questions
1. Apakah Anda sudah membawa keluarga Anda untuk hidup memuliakan Allah? Apa yang Anda lakukan?
2. Apakah Anda sudah mempersiapkan diri dengan pilihan Anda? Dengan cara bagaimana?

Values:
Setiap warga Kerajaan hidupnya harus jadi berkat bagi orang lain karena kehidupannya bukan lagi untuk dirinya melainkan Kristus

Kingdom’s Quotes:
Dengan menjaga kehidupan kita seturut dengan firman-Nya, maka kita sudah menjadi pewarta Injil bagi sekitar kita.