HIS ONLY SON

HIS ONLY SON 

Bacaan Setahun: 
Yeh. 25-26 ,Mzm. 97 , Wahyu 11 

“Abraham, bapamu, bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” (Yohanes 8:56)

Di era media sosial saat ini, Anda mungkin pernah melihat seorang YouTuber melakukan eksperimen sosial dengan pura-pura sangat miskin dan meminta pertolongan dengan menjual sesuatu untuk mendapatkan uang.

Dalam eksperimen tersebut, yang memberikan pertolongan bukanlah orang kaya, melainkan orang sederhana. Ketika ditanya mengapa mereka bersedia memberikan pertolongan, jawabannya adalah karena mereka sendiri pernah mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan. Pengalaman mereka dalam menghadapi situasi sulit membuat mereka memiliki belas kasihan dan siap untuk membantu.

Hati yang murah hati dan siap menolong tidak muncul begitu saja. Meskipun kita sering mendengar kotbah yang mendorong kita untuk menolong orang yang sedang kesulitan, mengapa kemudian masih banyak orang yang tidak memiliki hati yang penuh kasih?

Saya baru saja menonton film ‘His Only Son,’ yang menceritakan kisah Abraham yang diminta untuk mempersembahkan putranya, Ishak, yang merupakan satu-satunya putra perjanjian. Pesan moral dari film ini adalah bahwa Abraham, sebagai seorang ayah yang beriman, mengalami sendiri perasaan kehilangan ‘putra satu-satunya.’ Ini adalah cara Allah menjelaskan dan mengkomunikasikan rasa cinta-Nya kepada Abraham. Allah ingin Abraham merasakan betapa sedihnya Allah ketika manusia, ciptaan-Nya yang sangat dicintai, merasakan ‘perpisahan’ dengan-Nya. Oleh karena itu, Abraham tidak hanya memiliki iman kepada Allah, tetapi juga dapat merasakan kasih Allah yang sejati kepada manusia. Bagi kita, sekarang kita mengerti bahwa rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia dengan mengorbankan Putra-Nya sudah dimulai sejak zaman Abraham.

Kesimpulannya, kasih yang besar, yang merupakan dasar iman kepada Allah, tidak dapat dialami oleh seseorang tanpa mereka pernah mengalami situasi yang serupa dengan hati Allah. Mereka harus memahami kasih dan kerelaan Allah yang besar melalui pengalaman kehilangan orang yang mereka cintai, seperti yang dialami oleh Abraham ketika ia diminta ‘mempersembahkan His Only Son.’ Bagaimana dengan Anda? (DD)

Questions:
1. Mengapa banyak orang tidak memiliki belas kasihan, padahal mereka sering mendengar kotbah tentang kasih?
2. Apa tujuan Allah dalam meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak, putra satu-satunya yang dijanjikan-Nya?

Values:
Menjadi warga Kerajaan tanpa memiliki hati yang penuh kasih seperti hati Sang Raja adalah siasia.

Kingdom’s Quotes:
Empati tidak muncul karena diajarkan, tetapi karena pernah mengalami situasi yang sama