HOT OR COLD HEART?

HOT OR COLD HEART? 

Bacaan Setahun: 
Kel. 39-40, 2 Kor. 6 

“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” (Wahyu 3:15-16)

Di Kabupaten Ponorogo, khususnya didaerah/desa Ngebel terdapat sebuah lokasi wisata alam yang menarik, yaitu tempat pemandian air panas Tirta Husada. Pada area ini dibangun beberapa kolam-kolam kecil berbahan dasar batu-batu alam untuk menjadi kolam-kolam kecil yang dimanfaatkan orang untuk berendam air panas alam berkapasitas 3-5 orang, dalam suhu air 30-70 derajat celcius yang mengandung banyak unsur mineral belerang yang dipercaya memulihkan rasa capek hingga ke penyembuhan beberapa penyakit.

Yang menarik pada area ini adalah dalam satu lokasi bahkan bisa berdampingan dua aliran air, yang satu air panas sedangkan sisi sebelahnya adalah air dingin (pegunungan). Jadi jika kita duduk, maka kaki yang sebelah bisa berendam air panas, sedangkan sisi kaki yang sebelah bisa berendam pada aliran air pegunungan yang dingin.

Bagaimana bisa demikian? Ternyata air panas dengan mineral belerang tersebut berasal atau keluar dari mata air tanah, sedangkan air yang dingin merupakan aliran air dari pegunungan dari telaga yang berada di atasnya. Artinya meski di lokasi yang sama, tapi air itu berasal dari dua sumber yang berbeda.

Firman Tuhan hari ini menggambarkan pesan Tuhan buat jemaat di Laodikia, di mana digambarkan bahwa mereka dalam kondisi rohani yang tidak dingin atau panas alias suam-suam kuku. Beberapa penafsir Alkitab menggambarkan bahwa secara rohani kondisi panas menggambarkan kondisi semangat cinta kepada Allah, sedangkan kondisi dingin menunjukkan dosa, keterpurukan, kegelapan tetapi kondisi dingin menunjukkan bahwa pribadi ini membutuhkan kasih Tuhan, dan anugerah Tuhan.

Tetapi kondisi rohani suam-suam kuku menunjukkan suatu keadaan ketidakpedulian, atau acuh tak acuh terhadap kebutuhan rohani dirinya sendiri, bahkan juga ketidakpedulian akan anugerah Allah. Kondisi suam-suam membuat diri kita gagal memahami kondisi atau bahkan kebutuhan diri kita. Itu sebabnya Firman Tuhan berkata “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.” (Wahyu 3:17)

Bagaimana solusinya untuk merasakan kehangatan kasihNya? Wahyu 3:20, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Siapkah menyambut api cintaNya? (HA)

Questions:
1. Apa yang dimaksud suam-suam kuku dalam renungan hari ini?
2. Jika harus memilih, apakah Anda akan menjadi panas, dingin, atau suam-suam kuku? Diskusikan!

Values:
Kondisi rohani suam-suam kuku menunjukkan suatu keadaan ketidakpedulian, atau acuh tak acuh terhadap kebutuhan rohani dirinya sendiri, bahkan juga ketidakpedulian akan anugerah Allah.

Kingdom’s Quotes:
Pribadi Kristuslah sumber “panas” bagi kehidupan kita yang “dingin”.