HUKUM TERUTAMA

HUKUM TERUTAMA 

Bacaan Setahun: 
2 Sam. 9-10 
Ams. 23 

“Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 22:37-40).

Mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah sumber semua hukum dan kitab para nabi. Sederhananya, kalau kita paham hukum ini sudah cukup, karena kita akan sanggup melakukan semua hukum yang lain. Dua kalimat (frasa) ini tak terpisahan dan mempunyai kekuatan yang sama, karena seorang tidak bisa berkata “aku mengasihi Tuhan,” tapi membenci saudaranya/sesamanya.

Seorang yang mengasihi Tuhan otomatis ia mengasihi sesamanya. Jika seorang ngotot berkata “aku mengasihi Tuhan,” tetapi praktiknya membenci sesama, maka sebenarnya ia berbohong karena yang terjadi kasihnya bersyarat atau yang ia anggap sesama adalah yang hanya sealiran, segolongan, sepaham dan seagama dengannya. Orang ini mereduksi arti kata “sesama manusia.” Jika ini yang terjadi sebenarnya ia belum mengenal Allah yang sesungguhnya, apalagi mengasihi-Nya, yang ia kenal adalah Allah sesuai dengan persepsinya sendiri, Allah rekaannya sendiri. Itu sebabnya kita banyak menjumpai praktek kehidupan orang semacam ini tidak lebih baik daripada praktek kehidupan seorang yang atheis sekalipun.

Hari ini banyak orang menggemakan nama Tuhan, dan bersamaan dengan itu ia memaksakan kehendak dan membenci sesamanya. Banyak juga yang taat beribadah bersamaan dengan itu ia mengutuk sesamanya. Seorang pembunuh bukan hanya seorang yang melenyapkan nyawa orang lain. Tetapi jika Anda tidak mengasihi Allah dengan segenap hati, Anda mudah membenci sesama. Menurut Rasul Yohanes, jika Anda membenci sesama sebenarnya Anda adalah seorang pembunuh. “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya” (1 Yohanes 3:15).

Pastikan Anda bukan seorang pendusta yang mengatakan mengasihi Allah tetapi membenci sesama, pastikan juga bukan seorang pembunuh, karena Anda selalu mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. (DD)

Questions:
1. Menurut Anda bisakah kita mengasihi Tuhan namun disisi lain kita membenci sesama?
2. Mengapa membenci saudaranya sudah dianggap membunuh manusia?

Values:
Tanpa mengenal kasih Sang Raja, kita semua adalah manusia berhati jahat yang akan tega membunuh sesama.

Kingdom Quote:
Seorang beragama bisa saja membenci saudaranya sesama manusia, tapi tidak demikian dengan seorang yang mengaku ber Tuhan atau mengaku mengasihi Tuhan.