HUSTLE CULTURE VS KINGDOM CULTURE

Bacaan Setahun: 
Yeh. 31-33 
Why. 15 

HUSTLE CULTURE VS KINGDOM CULTURE 
“Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” (Yeremia 17:5)

Apakah Anda pernah mendengar tentang hustle culture? Dikutip dari Kompas Lifestyle, hustle culture adalah kondisi yang terjadi karena seseorang memiliki motivasi untuk bekerja melebihi batas waktu demi meraih kesuksesan. Bahkan mereka seolah ingin bekerja keras lebih banyak daripada waktu normal. Gaya hidup hustle culture pada akhirnya dapat merusak keseimbangan kehidupan dan pekerjaan (work life balance) seseorang serta berdampak buruk terhadap kesehatan mental dan emosional.
Motivasi untuk bekerja sekeras mungkin ini banyak dimiliki orang dunia. Mereka menganggap orang yang selalu bekerja sampai lupa waktu dan kesehatan merupakan orang yang rajin dan hebat. Kalau tidak bekerja keras, berat, hingga napas tersendat-sendat, maka ini disebut pemalas. Padahal, kerja keras saja belum tentu bisa membuat orang menjadi sukses. Tak jarang, perusahaan yang manipulatif menggunakan hustle culture ini untuk memforsir karyawan bekerja semaksimal mungkin dengan upah seminimum mungkin. Tentu saja, hustle culture ini berakibat buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Ada yang burn out sampai jadi stres dan mengidap sakit mental, ada juga yang fisiknya tidak kuat lalu meninggal dunia.
Sayangnya, anak-anak Tuhan juga ada yang hidup dalam serba cepat dan tanpa istirahat ini. Tidak hanya jemaat biasa, para pendeta juga ada yang suka memaksakan diri untuk berkotbah sebanyak-banyaknya demi menunjukkan ‘prestasi’ di hadapan Tuhan. Mereka baru sadar ketika akhirnya sakit dan harus beristirahat.
Pertanyaannya, apakah Tuhan menyukai hustle culture ini? Apakah Tuhan menginginkan semua anak-anak-Nya melakukan segala hal secara ekstrem? Misalnya bekerja sampai sakit masuk RS, berpuasa sampai pingsan, berdoa sampai tidak melakukan apa-apa, menginjili orang sampai berdebat lalu dimusuhi dan tidak punya teman lagi? Apakah semua hal ini menunjukkan betapa mulianya Tuhan?
Dalam ayat bacaan hari ini dijelaskan bahwa orang-orang yang hanya mengandalkan kekuatannya sendiri adalah orang-orang yang terkutuk. Masing-masing anak Tuhan adalah anggota tubuh Kristus yang memiliki fungsinya masing-masing. Tidak ada one man show. Yang harus kita lakukan adalah mengerjakan bagian kita sebaik-baiknya, bukan sekeras-kerasnya hingga kita lupa menjaga kesehatan tubuh dan mental kita. Anda mengerti? (PF)

Questions:
1. Apakah itu hustle culture?
2. Bagaimana kita memandang hustle culture?

Kita bukan manusia mahamampu yang bisa mengerjakan semua hal sendirian tanpa beristirahat sedikit pun. Kerjakan bagian kita sebaik-baiknya dan jangan merendahkan bagian orang lain.

Kerjakan segala sesuatunya dengan kekuatan terbaik kita, dan lihatlah, Tuhan akan berikan berkat terbaik-Nya bagi kita.