IN HIS TIME

IN HIS TIME 

Bacaan Setahun:
Ibr. 1, Kej. 45:1-46:27,Mzm. 36

“Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.” (Kisah Para Rasul 7:25 – TB)

Ada satu kisah menarik di Alkitab ketika seseorang yang bernama Musa ingin menjadi “pendamai” bagi saudara-saudara sebangsanya tetapi justru diasumsikan sebagai pemimpin yang mengangkat dirinya sendiri. Mari kita sama-sama perhatikan kisah Musa ini.

Musa dilahirkan ketika bangsanya yaitu bangsa Israel berada di bawah tekanan bangsa Mesir. Satu kondisi yang mencekam karena saat itu berlaku hukum jika orang Israel melahirkan bayi laki-laki maka bayi itu harus dibunuh agar bangsa Israel tidak berkembang. Selama tiga bulan orang tuanya menyembunyikan bayinya (Musa). Karena ketakutan, orang tuanya memutuskan untuk membuangnya di sungai Nil dalam sebuah peti pandan. Kakak perempuannya mengawasi dari jauh untuk melihat apakah yang akan terjadi dengan adiknya. Ketika puteri Firaun sedang berjalan-jalan di tepi sungai Nil bersama dayang-dayangnya maka dilihatnyalah peti pandan itu dan dilihatnyalah seorang bayi yang elok parasnya. Tangisan bayi ini membuat puteri Firaun berbelas kasihan. Kakak perempuan sang bayi melihatnya dan memberanikan diri menawarkan seorang inang penyusu. Puteri Firaun setuju. Ketika bayi itu bertumbuh menjadi anak yang telah besar maka dibawanyalah dia ke Puteri Firaun. Puteri Firaun memberi nama Musa katanya, “Karena aku telah menariknya dari air.”

Pada waktu ia (Musa) berumur 40 tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang Israel. Musa melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir. Musa menolongnya dengan membunuh orang Mesir itu. Musa menyangka bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. (baca Kis. 17:23-26). Kalau kita perhatikan kata “menyangka” maka kita tahu bahwa ternyata Musa terlalu PD (Percaya Diri). Musa ingin menunjukkan dirinya bahwa dia dipakai oleh Allah untuk menyelamatkan bangsanya. Namun sayangnya Musa ditolak oleh bangsanya saat itu. (baca Kis 7:27).

Pengalaman Musa ini mengingatkan kita bahwa ada waktu-Nya Tuhan. Bagian kita hanyalah melakukan apa yang Tuhan sudah percayakan kepada kita. Kita tidak perlu menunjukkan diri bahwa kita sedang atau sudah dipakai oleh Tuhan. Jika Tuhan mengijinkan kita dikenal sebagai orang yang dipakai Tuhan jangan bermegah diri. Kalaupun Tuhan tidak memperlihatkan kita sebagai orang yang dipakai Tuhan, tetaplah kerjakan bagian kita dengan sepenuh hati. Karena semua yang kita lakukan hanya untuk kemuliaan-Nya bukan kemuliaan diri sendiri. (RJ)

Questions:
1. Perlukah kita menunjukkan diri bahwa kita dipakai oleh Tuhan? Mengapa?
2. Sadarkah kita bahwa waktu-Nya Tuhan seringkali berbeda dengan waktu kita? Diskusikan.
Values:
Tetap percaya waktu Tuhan adalah waktu yang terbaik

Kingdom’s Quotes:
Waktu kita tidak selalu sama dengan waktu Tuhan.