INFLUENCER PALING TOP

INFLUENCER PALING TOP 

Bacaan Setahun: 
1 Taw. 4, Luk. 6 

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6)

Saat anak-anak kami masih balita, saya dan suami, sebagai orang tua muda pernah berbincang demikian: “Kita ini harus ngawasin, ngasih tahu dan jadi contoh buat mereka”, kata saya. “Kayak polisi dong kita?”, timpal suami saya. “Lebih… Kan kita 24 jam bareng mereka. Lagian, nanti mereka pasti lakukan apa yang mereka lihat kita lakukan, bukan melakukan apa yang kita bilang mereka lakukan bukan?” “Capek dong, kalo kayak gitu!”, jawaban suami saat itu.

Memang kadang rasanya lelah, ya? Hari berganti hari, minggu berganti minggu, yang seolah-olah tak melihat hasil yang nyata. Saat sepertinya sudah berhasil mengatasi satu problem, mereka bertambah usia dan muncul problem baru. Seperti tiada hentinya. Saat mereka masih batita, kita diperhadapkan dengan kerentanan beberapa penyakit seperti flu, batuk, dan lain-lain. Ketika sudah menginjak usia balita pun demikian, mulai mengenal lingkungan sekitar, bertemu dengan teman-teman seusianya, yang bisa saja berpengaruh buruk karena pola didik orang tuanya yang keliru. Bahkan saat menginjak usia-usia remaja yang kita pikir akan sedikit ‘problem’nya, justru makin kompleks. Terus dan terus akan kita jumpai ‘tantangan-tantangan baru’ saat kita menjadi orang tua, menjadi kepanjangan tangan Tuhan di bumi, sebagai bentuk pertanggungjawaban kita atas ‘hadiah’ yang Tuhan berikan/percayakan.

Suatu hari Tuhan ingatkan kami betapa Tuhan sungguh adalah Bapa yang baik. Melihat kembali puluhan tahun ke belakang, ternyata kami sendiri juga sudah ‘mendukakan’ hati Bapa dengan mengulang-ulang kesalahan yang sama. Kadang kami sibuk menyalahkan keadaan maupun orang lain atau banyak alasan karena kami tidak mau berubah. Namun dengan penuh kasih dan kesabaran Tuhan mengingatkan kami terus, membentuk kami menjadi siapa kami waktu itu. Dengan penuh kerendahan hati, kami mengakui bahwa kami ternyata tidak jauh berbeda dengan anak-anak kami.

Saat kita menyadari dan mengubah cara pandang kita, tugas ini akan terasa lebih ringan. Pandanglah tugas ini sebagai ajakan Tuhan dalam bekerja sama dengan Tuhan untuk memimpin dan membentuk anak-anak. Benar-benar merupakan suatu priviledge untuk jadi partner Tuhan. Karena kita tahu bahwa Tuhan memikul kuk yang sama bersama kita, beban ini tidak lagi terasa demikian berat. Semoga anak-anak kita nantinya bisa melihat ke belakang dan melihat kasih Tuhan lewat kata-kata dan perilaku kita. Menjadi orang tua artinya kita mempunyai pengaruh yang kuat. Kita adalah wakil Tuhan pertama yang mereka miliki. Jangan pernah melewatkan kesempatan untuk menjadi pengaruh dalam hidup mereka. Boleh lelah, tapi janganlah pernah bosan menjadi influencer terbesar dalam hidup anak-anak kita. (SO)

Questions:
1. Mana nilai yang lebih penting ingin anak anda ingat tentang anda: influence atau sekadar kontrol?
2. Apakah akan ada perubahan dalam pola asuh anda supaya menjadi lebih efektif dalam mendidik anak? Diskusikan!
Values:
Jangan sia-siakan kesempatan belajar lebih dalam tentang hati Bapa lewat membesarkan anakanak kita

Kingdom’s Quotes:
Warisan paling berharga yang bisa kita berikan pada anak-anak kita adalah karakter orangtua yang mencerminkan Yesus.