Adalah sesuatu yang baik-baik saja jika keadaan kita belum seperti yang kita harapkan. Adalah fakta yang harus kita mengerti dan sebuah realita yang nyata bahwa setiap orang memiliki pengalaman atau trauma masa lalu baik itu di dalam keluarga, pekerjaan maupun dalam lingkungan di sekitar kita yang menyebabkan hal-hal buruk dan tidak menyenangkan.
Setelah kita menerima Tuhan sebagai Tuhan dan juru selamat dalam kehidupan kita, Firman Tuhan mengatakan bahwa keadaan kita akan baik-baik saja dan bahkan kita lebih dari pemenang. Hal ini tidaklah seratus persen salah tetapi realitanya setiap orang memiliki pergumulan masing-masing. Seringkali kita juga menutupi supaya hidup kita senantiasa terlihat baik sehingga banyak orang percaya yang hidupnya menjadi munafik. Di luar terlihat kuat, tetapi ketika menghadapi masalah yang terakumulasi mereka akhirnya menjadi frustasi dan meninggalkan Tuhan.
Ada beberapa pertanyaan yang perlu kita tanyakan kepada diri kita sendiri sehingga hidup kita dapat berjalan dengan baik tanpa ada yang harus ditutup-tutupi, yaitu:
Bolehkah kita mengaku dengan jujur kalau kita sedang merasa sedih?
kata Yesus pada murid muridNya: “Hati-KU sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” (Matius 26:38)
Murid-murid Tuhan Yesus sangat mengerti dan mengenal bahwa Yesus adalah Mesias dan pribadi Allah sendiri yang menjelma sebagai manusia. Dalam keadaan sebagai manusia, Tuhan Yesus juga mengalami kesedihan yang mendalam ketika hendak menghadapi proses kematian di kayu salib. Yesus mengatakan hal ini dengan jujur bahwa Ia merasa sedih, hal ini menunjukkan bahwa apa yang Ia hadapi bukanlah sesuatu yang mudah karena harus meminum cawan murka Allah. Tuhan sanggup menolong dan merasakan kelemahan-kelemahan kita, karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa (Ibrani 4:14-15).
Bolehkah kita mengaku dengan jujur kalau kita sedang merasa kecewa?
kata Yesus pada murid muridNya: “Hati-KU sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” (Matius 26:40)
Sesuatu yang normal ketika kita merasa kecewa. Hal yang sama yang dialami oleh Tuhan Yesus ketika ia berdoa di taman Getsemani. Ia berharap bahwa murid-muridNya mampu mendukung dan menemani sambil berdoa dan berjaga-jaga, tetapi malah sebaliknya mereka justru tertidur. Seorang Petrus yang bertepuk dada tidak akan meninggalkan Yesus justru malah menyangkal bahwa ia tidak mengenal Yesus. Kekecewaan yang kita pendam akan menimbulkan kepahitan dan bahkan dapat membuat kita meninggalkan Tuhan. Pahami kedaulatan Tuhan sehingga kita tetap merasa bersyukur sebab ada beberapa hal dalam kehidupan ini yang tidak dapat kita tolak.
Bolehkah kita mengaku dengan jujur kalau kita sedang merasa sendirian dan kesepian?
Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. (Yosua 1:5)
Banyak orang yang mencurahkan perasaannya kepada pemimpin rohani mereka, tetapi kepada siapakah seorang pemimpin mencurahkan pergumulan dan perasaannya? Seperti halnya Tuhan berjanji kepada Yosua, Tuhan juga hadir dalam kehidupan kita ketika kita mencurahkan perasaan kita kepadaNya. Rendahkan hati kita dihadapanNya maka Dia akan memberikan hikmatNya kepada kita.
Jawaban dari ketiga pertanyaan di atas adalah kita boleh mengekspresikan perasaan kita, karena Tuhan juga memberikan kepada kita perasaan. Ayat-ayat tersebut sengaja ditulis agar kita mengerti bahwa Tuhan Yesus tahu setiap kesedihan, kekecewaan dan pergumulan setiap kita. Banyak orang dan pemimpin rohani yang gagal paham karena mereka merasa bahwa keadannya baik-baik saja tanpa masalah, hidupnya akan kaya raya dan sejahtera. Tuhan Yesus mengajar, belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Dalam proses belajar yang efektif dibutuhkan kedekatan. Datang kepada Yesus dan ungkapkan setiap perasaan kita kepadaNya. Kita bisa merasa kecewa karena kita menginginkan seperti apa yang kita mau, bukan apa yang Tuhan inginkan.
Jika kita mengalami pergumulan hari-hari ini, kita harus jujur bahwa kita sedang merasa sedih, kecewa dan kesepian, sehingga apapun yang terjadi kita tetap bisa berkata bahwa Tuhan itu sangat baik. Ada solusi yang dapat kita lakukan sehingga kita tidak berlarut-larut dalam kesedihan, kekecewaan dan merasa sendiri yang membuat kita semakin terpuruk yaitu:
SUJUD DAN BERDOA
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa..… (Matius 26:39a)
Sujud dan berdoa artinya kita benar-benar mengandalkan Dia dalam kehidupan kita. Doa kita bukan sampai Tuhan mendengar doa kita, tetapi sampai kita mendengar suaraNya dan kita berjalan dalam pimpinanNya. Kenal Tuhan dengan benar secara pribadi sehingga Tuhanpun mengenal kita. Jujur, sampaikan isi hati kita kepadaNya dan lakukan setiap FirmanNya dengan taat dan setia maka kita akan beroleh kekuatan. Tuhan tidak tunggu kesalahan kita, tapi pertobatan kita.
TETAP TINGGAL DAN SETIA SAMPAI AKHIR
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia:
“Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
(Yohanes 19:30)
Yesus setia dan taat mati di kayu salib, Ia tidak menyerah sampai akhir. Tuhan juga mau kita setia sampai akhir. Diproses artinya kita sedang dipromosi oleh Tuhan. Jika kita mengerti tujuan Tuhan maka kita akan tetap kuat dan tangguh menghadapi setiap proses dalam hidup kita. Pegang FirmanNya maka kita akan tetap sabar menanti janjiNya . Amin. (RCH).