JANGAN ADA DUSTA DI ANTARA KITA
Bacaan Setahun:
Kel. 17-18
Kis. 16
“Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.” (Amsal 12:1)
Petrus dan Paulus adalah dua rasul yang hebat, yang dipakai Tuhan luar biasa di zamannya dan pengaruhnya besar sampai hari ini. Namun mereka bukanlah pribadi-pribadi sempurna tanpa kelemahan. Namun suatu saat ketika Petrus mengunjungi Antiokia, Paulus terus terang menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka (Gal 2:11-13). Pada saat itu, orang-orang Yahudi menganggap sebagai aib jika sampai bergaul, apalagi makan sehidangan dengan orang tidak bersunat. Saat melihat, bahwa kelakuan Petrus dan kawan-kawan tidak sesuai dengan kebenaran Injil, Paulus berkata kepada Petrus di hadapan mereka semua: “Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?” (Gal 2:14).
Ini adalah teguran yang keras dan terus terang tanpa basa basi di depan semua orang. Padahal masa itu, Petrus adalah rasul paling senior dan sangat dihormati di kalangan orang Kristen awal. Memang tidak disebutkan bagaimana reaksi Petrus yang jelas-jelas sangat dipermalukan di depan banyak orang, tetapi tidak ada catatan bahwa Petrus marah lalu bermusuhan dengan Paulus. Malahan dalam suratnya kemudian, Petrus menyebut Paulus sebagai saudara yang kekasih dan mengakui bahwa ajaran mereka sejalan walau mengatakan bahwa surat-surat Paulus ada hal yang sukar dipahami (2 Pet. 3:15-16).
Memang sudah seharusnyalah demikian, tidak peduli hamba Tuhan besar, hebat, terkenal, tapi kalau salah tetaplah salah. Tidak perlu basa basi, harus langsung ke pokok masalah. Dalam hal ini kita menyadari perlunya rekan sepelayanan yang olehnya ada pelayanan SALING. Saling mengasihi, saling membangun termasuk saling menegur dan menasihati. Betapa malangnya nasib orang yang tidak punya rekan yang berani menegurnya jika salah. Orang seperti ini akan selalu merasa benar lalu terhilang dalam kesalahan. Karena itu, berbahagialah kita jika ada orang yang peduli dan mau menegur jika kita salah, malahan harus menemukan rekan yang seperti itu. Haleluyah. (LS)
Questions:
1. Apakah Anda termasuk orang yang selalu merasa benar dan tidak memerlukan rekan yang peduli dengan kesalahan Anda?
2. Sudahkah Anda mempunyai rekan yang peduli dengan kesalahan Anda?
Values:
Diperlukan rekan sepelayanan yang olehnya ada pelayanan SALING. Saling mengasihi, saling membangun termasuk saling menegur dan menasihati.
Kingdom Quote:
Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi (Amsal 27:5)