JANGAN BERITAHUKAN!
Bacaan Setahun:
Kid. 1-4
Kol. 3
“Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera ia menyuruh orang itu pergi dengan PERINGATAN KERAS : “Ingatlah, JANGANLAH ENGKAU MEMBERITAHUKAN apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.”
(Markus 1:42-44)
Ketika saya berganti ke telepon genggam cerdas (smart phone), saya baru mengenal Facebook. Namun awalnya saya ragu untuk bergabung, karena ternyata informasi mengenai siapa dan apa saya jadi terbuka untuk diketahui banyak orang. Bahkan orang – orang yang tidak saya kenal bisa dengan mudah mencari informasi tentang siapa saya melalui Facebook.
Namun pelan- pelan saya jadi kecanduan Facebook, karena melalui Facebook kita bisa menerima informasi berita yang biasanya harus kita tonton di TV atau surat kabar dengan lebih cepat. Lalu kemudian saya dapat juga membaca tulisan atau pendapat orang – orang hebat melalui Facebook.
Belakangan sayapun mulai menuliskan isi kepala saya dan pendapat pribadi saya tentang apapun melalui Facebook. Sekali-kali juga menjadi tempat mengekspos aktivitas saya. Apalagi kalau itu aktivitas yang bisa dibanggakan.
Belakangan ini Facebook bukan hanya menjadi tempat “mengekspos diri ” tetapi juga sarana mempengaruhi orang lain. Repotnya ternyata banyak informasi yang diterima di Facebook tanpa adanya ” kode etik ” sama sekali, seperti halnya informasi di TV atau surat kabar. Jadinya Facebook adalah ajang perang informasi palsu alias hoax. Berita hoax ini biasanya dilakukan untuk propaganda membangun citra diri sendiri (kelompok sendiri) dan juga merusak citra diri orang lain (kelompok yang berseberangan).
Ketika saya membaca Firman Tuhan mengenai aktivitas Yesus melakukan pelayanan di bumi dimana Ia banyak melakukan mujizat, saya jumpai justru Yesus memperingatkan dengan keras, JANGAN MEMBERITAHUKAN apa- apa tentang kehebatannya kepada siapapun. Sikap ini tentu berbalikan dengan sikap kita, yang sering ” mengekspos” kehebatan diri kita. Atau kalau bagi hamba Tuhan mengekspos “kehebatannya” pelayanannya di media.
Saya tidak menemukan jawaban, mengapa Yesus justru membatasi orang umum untuk tahu aktivitasnya dan siapa diri-Nya. Mungkin karena waktunya belum tepat. Bahkan ketika murid-Nya mulai menyadari bahwa Ia adalah Mesias, ia melarang dengan keras untuk memberitahukan kepada orang lain.
“Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!” Lalu Yesus MELARANG MEREKA DENGAN KERAS supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia” ( Markus 8: 29-30 )
Dunia ini percaya, bahwa kebohongan yang diberitahukan berulang- ulang bak kebenaran akan dianggap kebenaran. Tetapi Yesus seolah mau berkata yang sebaliknya, bahwa kebenaran yang sesungguhnya tanpa diberitakan secara umum sekalipun tak akan pernah bisa disembunyikan. Kebenaran selalu menemukan jalannya. (DD)
Question:
1. Menurut Anda mengapa Yesus melarang memberitahukan secara umum mukjizat yang dilakukan?
2. Benarkah kebenaran akan menemukan jalannya?
Values:
Warga Kerajaan sejati akan anti kepalsuan dan kebohongan.
Kingdom Quote:
Pada awalnya kebohongan yang dikemas sebagai kebenaran akan menang, namun kebenaran yang sesungguhnya akan berlari secepat kilat menyablibnya.