JANGAN JEMU-JEMU BERBUAT BAIK

JANGAN JEMU-JEMU BERBUAT BAIK 

Bacaan Setahun: 
Kel. 11-12, Kis. 12 

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Galatia 6:9)

Tidak ada manusia di muka bumi ini yang tidak pernah berbuat baik, semua pasti pernah melakukannya. Namun, perbuatan baik seseorang belum tentu dapat dilakukan secara  konsisten atau terus-menerus. Kebanyakan perbuatan baik seseorang dipicu oleh perlakuan baik yang diterimanya dari sesama sehingga ingin membalas budi atau berterima kasih. Bagaimana apabila keadaan yang terjadi sebaliknya, kita tidak mendapatkan perlakuan yang baik dari sesama, kita dimusuhi, difitnah, dipermalukan, diperlakukan tidak adil? Apakah kita masih dapat berbuat baik?

Secara “daging” tentu sulit melakukan seperti yang diperintahkan oleh Rasul Paulus, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik…!” Kalau mendapatkan perlakuan yang tidak baik kita pasti akan marah, ngomel, dan jengkel. Apalagi kalau sampai diperlakukan tidak adil, kecenderungan kita akan bereaksi protes dan tidak terima. Ujung-ujungnya kita pasti malas berurusan dengan orang yang sudah memperlakukan kita seperti itu.

Seruan “jangan jemu-jemu berbuat baik” bersifat unconditional, tidak bersyarat, tidak melihat kondisinya sedang baik atau buruk, situasinya menyenangkan atau tidak menyenangkan, kita harus terus berbuat baik kepada siapa pun, termasuk kepada orang yang telah memperlakukan kita tidak baik dan tidak adil. Inilah esensi dari nilai kekristenan yang diteladankan Yesus Kristus, MURAH HATI.Hanya orang yang memiliki kemurahan hati yang bisa terus dan tetap berbuat baik di dalam segala situasi dan kondisi. Murah hati adalah manifestasi buah Roh. Jadi, untuk memiliki sifat murah hati, kita harus hidup di dalam Roh, tinggal melekat di dalam pribadi Yesus Kristus

Yohanes 15:5c, “sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”. Artinya, bila kita tidak tinggal melekat di dalam pribadi Yesus Kristus maka mustahil kita dapat terus berbuat baik kepada orang yang sudah memperlakukan kita dengan tidak baik dan tidak adil, mustahil kita bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Mustahil pula kita bisa tetap mengasihi orang yang membenci kita

Kita memang bukan malaikat, tetapi kita bisa memiliki “hati malaikat” dengan tinggal di dalam pribadi Yesus Kristus agar bisa melakukan firman-Nya, “Jangan jemu-jemu berbuat baik!”. Percayalah, kita pasti akan menuai hasilnya! (LA)

Questions:
1. Bagaimana caranya agar kita tidak jemu-jemu berbuat baik kepada semua orang, termasuk kepada orang yang memperlakukan kita tidak baik dan tidak adil?
2. Hal apakah yang paling esensi yang harus dimiliki

Values:
Warga Kerajaan Allah senantiasa memegang teguh nilai-nilai Kerajaan Allah, salah satunya adalah KEMURAHAN HATI

Kingdom Quotes:
Perbuatan baik memang tidak menyelamatkan kita, tetapi tidak jemu-jemu dapat berbuat baik membawa orang mengenal Sang Juru Selamat.