JANGAN KERASKAN HATI

JANGAN KERASKAN HATI

Kej 8 -9
Luk. 5

“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” (Ibrani 1:1-4)

Bila pada masa Perjanjian Lama (PL) Allah mengutus para nabi-Nya, maka pada masa Perjanjian Baru (PB) Allah mengutus Yesus Putra-Nya untuk menebus dosa manusia, sehingga mereka bisa merespon dengan pertobatan. Kepada para nabi-Nya, firman Allah disampaikan melalui mimpi, visi, beban nabi, sejarah yang ditulis, berita dari malaikat dan sebagainya. Dalam Yeremia 13:15-18, kita melihat betapa gelapnya hati bangsa Israel. Berulangulang bangsa Israel menyakiti Allah dengan cara menyembah berhala. Berulang kali juga Allah memberikan kesempatan kepada bangsa Israel untuk bertobat. Namun bangsa Israel bukan saja meremehkan peringatan Allah, tetapi secara terus terang memberontak terhadap Allah. Pemberontakan mereka jelas memicu kemarahan Allah. Mereka berkeras melawan Allah terus menerus, tidak terbuka, dan tidak tunduk kepada Allah, walaupun Allah sudah berkali-kali memperingatkan mereka untuk bertobat. Kesombongan ini memacu dan memimpin bangsa Israel untuk terus menerus berbuat dosa sehingga menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan (Yeremia 13:23).

Apakah seringkali kita sengaja mengeraskan hati melawan firman Allah, walaupun dalam pembacaan Alkitab setiap hari ataupun dalam ibadah hari Minggu selalu diperingatkan oleh Allah untuk berhenti berbuat dosa? Dalam menjalankan usaha kita, meniti karir, maupun pergaulan sehari-hari, kita seringkali melanggar norma-norma dan etika yang sudah Allah tetapkan dalam firman-Nya. Alasannya agar bisnis kita berhasil, karir kita menanjak, dan kita mempunyai banyak teman. Atau seringkali kita, ‘Ah hanya sekali saja, karena keadaan memaksa’. Berhati-hatilah!

Upah perbuatan dosa manusia adalah putusnya hubungan dengan Allah. Namun Allah berinisiatif untuk memulihkan hubungan tersebut. Melalui pelbagai cara Allah mempersiapkan pemulihan hubungan dengan ciptaan-Nya. Puncak inisiatif Allah adalah melalui Anak-nya, Yesus Kristus. Ia adalah pribadi yang dengan sempurna menyatakan kehendak dan hakekat Allah. Tidak ada yang lain yang lebih tinggi, yang lebih berkuasa dan mulia dari pada Kristus. Kristus adalah perantara Allah dengan manusia, yang jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat dan namaNya pun jauh lebih indah dari pada nama mereka. Mengapa demikian? Ibrani 1:1-4, (ay.1) Ia adalah yang berhak menerima segala yang ada; (ay.2) Ia menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan; (ay.3) Ia adalah penebus dosa; (ay.4) Ia duduk di sebelah kanan Allah. Malaikat tak memiliki hak dan keutamaan seperti Dia.

Pengenalan kita akan Yesus Kristus sungguh menentukan pemahaman kita tentang karya keselamatan dalam hidup kita. Jangan keraskan hatimu! (AU)

Questions:
1. Bagaimana respon Anda terhadap firman yang menegor perilaku buruk Anda?

2. Apakah Anda setuju bahwa tidak ada allah yang lain kecuali Yesus Kristus? Mengapa?

Values:
Pengenalan kita akan Yesus Kristus sungguh menentukan pemahaman kita tentang karya keselamatan dalam hidup kita. Jangan keraskan hati.

Kingdom Quote:
Jika engkau mengenal Yesus dengan benar, tentu saja engkau akan membenci dosa.