JANGAN RAGU-RAGU!

Bacaan Setahun:
Mzm. 81
Yer. 7-8
1 Tes. 4

“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” Matius 11:6

Inilah masa yang paling kelam dalam kehidupan Yohanes Pembaptis – dipenjarakan di Machareus (penjara kokoh dan kelam yang dibangun oleh Alexander Jannaeus dan diperkuat oleh Herodes Agung), karena ia menghardik Herodes yang mengambil istri saudaranya, Herodias (Matius 14:3-5).
Hati Yohanes Pembaptis hancur. Ia sebenarnya bukan pengecut. Ia juga tidak takut mati. Namun hatinya galau bila ia harus mendekam dalam penjara, karena di tempat itu ia tidak bisa memberitakan Kerajaan Allah. Ia adalah seorang manusia gurun yang tidak bisa berdiam dalam penjara yang pengap. Ia juga seorang yang memberitakan penghakiman Allah, namun penghakiman itu berlambat-lambat datangnya (Matius 3:7-12). Di tempat itu pula ia menerima laporan tentang pekerjaan Anak Manusia, tetapi cuma setengahnya saja.
Yohanes tahu bahwa kematian tinggal menunggu waktu saja, sementara itu Sang Mesias yang diharapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang diharapkan. “Apakah hidupku telah menjadi sia-sia? Apakah Yesus itu memang benar-benar Mesias yang dijanjikan atau ini hanya imajinasiku saja?” Pertanyaan ini memenuhi pikiran Yohanes. Jadi ia mengirimkan 2 orang muridnya untuk bertanya kepada Mesias.
Kelihatan aneh bila Yohanes Pembaptis yang notabene sebagai orang yang memproklamirkan Yesus pertama kali meragukan Sang Mesias. Tetapi kita harus ingat bahwa saat itu Yohanes dalam keadaan depresi karena dijebloskan dalam penjara. Lagipula, tingkah laku Sang Mesias tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Kalau Ia adalah Anak Allah mengapa Ia bergaul dengan orang berdosa? Mengapa Ia tidak berpuasa seperti yang lainnya? Mengapa Ia menghadiri berbagai pesta? Mengapa pelayanan-Nya tidak seperti pelayanannya? Dan lagi, mengapa Ia tidak membebaskannya dari penjara? Bukankah telah dinubuatkan bahwa Mesias akan membebaskan para tawanan? (Yesaya 61:1)
Saudara, keraguan yang dialami oleh Yohanes Pembaptis kadang menimpa kita juga. Apabila tekanan hidup datang bertubi-tubi dan jawaban Allah tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, timbullah pertanyaan, ”Benarkah Engkau adalah Allah Yang Maha-Kuasa? Benarkah bahwa janji-janji-Nya ya dan amin? Kalau ya, mengapa persoalanku tak kunjung usai? Mengapa Allah menutup telinga-Nya terhadap seruanku? Mengapa….? Mengapa…???
Satu hal yang harus kita pahami bahwa Allah bekerja sesuai dengan cara-Nya. Kita tidak dapat mendikte Allah untuk menyelesaikan persoalan kita sesuai dengan pola pikir kita. Bila Ia bekerja sesuai dengan cara-Nya, aminkan bahwa apa yang dilakukan-Nya itu adalah cara yang terbaik, meskipun tidak harus sesuai dengan pola pikir kita. Bila keraguan mulai timbul, ambillah waktu yang tenang untuk berdiam diri dalam hadirat Tuhan. Anda berhak untuk bertanya kepada Allah. Tetapi percayalah bahwa jalan-Nya adalah terbaik buat Anda. Amin (DH)

Questions :
1. Apakah Anda pernah meragukan kuasa Allah terhadap masalah yang sedang/pernah Anda alami?
2. Bagaimana cara meyakinkan diri bahwa cara Allah adalah yang terbaik untk setiap persoalan kita?

Values :
Bila keraguan mulai timbul, ambillah waktu yang tenang untuk berdiam diri dalam hadirat Tuhan, percayalah bahwa jalan-Nya adalah terbaik buat kita.

Bila Anda penuh dengan keraguan, jangan ragu untuk bertanya kepada Allah.