JANGAN SIA-SIAKAN RASA SAKIT ANDA
Bacaan Setahun:
Yeh. 38-39, Kis. 3
“Dan setiap didikan memang sepertinya tidak mendatangkan sukacita, melainkan dukacita, namun kemudian dia menghasilkan buah kebenaran yang damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibrani 12:11-12 – MILT)
Sakit kepala? Paracetamol saja. Kepanasan? Nyalakan AC. Jaman ini, banyak pilihan tersedia Suntuk mengatasi ketidaknyamanan. Kita menjadi orang yang begitu takut ketidanyamanan sehingga kadang malah menghambat proses penyembuhan alami yang harusnya membuat kita lebih kuat.
Agustus lalu, Elon Musk memposting gambar di X: “Masa sukar menciptakan manusia yang kuat, manusia yang kuat menciptakan kemakmuran, kemakmuran menciptakan manusia yang lemah, manusia yang lemah menciptakan masa sukar.” Dia menulis “KAMU DI SINI” di bagian terakhir. Dan sayangnya, kita tahu ini sedikit banyak benar. Paulus mengatakan bahwa latihan fisik bermanfaat, tetapi pelatihan rohani jauh lebih penting. Perhatikan bahwa dia tidak mengatakan “abaikan pelatihan fisik”!! Dengan fisik yang lebih kuat, tentu kita bisa mencapai tujuan kita dengan lebih baik. Ingat frasa Latin, Mens sana in corpore sano? Pikiran yang sehat dalam tubuh yang sehat berjalan seiring. Inilah yang seharusnya kita tuju, seperti yang dikatakan Paulus kepada kita.
Kata kuncinya adalah latihan. Latihan artinya mengerahkan usaha melampaui batas kekuatan dan kemampuan awal untuk menjadi lebih baik. Bagi anda yang rajin olahraga tentu tahu bahwa untuk membangun otot kadang harus mengalami rasa sakit saat otot lama dirusak lalu membangun otot baru yang lebih baik. Bagaimana cara menerapkan hal ini jika pikiran kita yang sakit? Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah mengakui bahwa rasa sakit itu ada. Lalu, cukup kepo-lah untuk bertanya pada diri sendiri mengapa rasa sakit itu muncul. Mungkin nanti kita temukan bahwa penyebab utamanya adalah sesuatu di masa lalu kita yang membuat kita lebih sensitif tentang hal tersebut. Menyangkal rasa sakit dan mencari penangkal sakit di tempat yang salah; seperti menyibukkan diri dengan teman, menonton konten, atau tidak melakukan apa-apa, bahkan alkohol dan narkoba hanya akan menambah trauma, isolasi, depresi, dan/atau kecanduan (addiction).
Kita bisa ibaratkan penyebab rasa sakit kita dengan hutang. Saat kita menemukan di mana kita berhutang, barulah kita bisa mulai menyelesaikannya. Jadi ke depannya, carilah akar penyebab rasa sakit anda. Ini waktunya latihan!! Jangan takut pada stress karena sebenarnya ini sangat bermanfaat. Bahkan gravitasipun adalah bentuk stress. Tidak terasa hanya karena kita sudah biasa. Tanpa gravitasi, otot kita akan mengerut dan tulang menjadi rapuh. Puasa juga bentuk stress. Puasa membuat kita lebih sehat karena tubuh kita berada dalam cukup tekanan sehingga tubuh meghancurkan sel-sel yang kurang optimal (autophagy), dan membuat yang lebih baik. Prosesnya mungkin tidak nyaman, tetapi dengan bilur-bilur-Nya, kita dipulihkan. Berserulah kepada Yesus yang telah melalui segala macam rasa sakit. Ingatlah bahwa Tuhan menggunakan segala sesuatu untuk kebaikan kita, termasuk rasa sakit kita. (SO)
Questions:
1. Apa saja titik sensitif anda? Mengapa?
2. Karena Yesus telah membayar semuanya di kayu salib, bersediakah anda melepas hak-hak yang anda anggap anda belum terima dan mengganggu anda?
Values:
Saat anda menyelesaikan akar penyakitnya, anda akan sanggup menjadi responsible (respon “able”) dan berkembang.
Kingdom’s Quotes:
Tuhan memiliki tujuan untuk rasa sakitmu, alasan untuk perjuanganmu, dan hadiah untuk kesetiaanmu. Percayalah kepada-Nya dan jangan menyerah.