JESUS – TINTED GLASSES

JESUS – TINTED GLASSES 

Bacaan Setahun: 
Mzm. 100 ,2 Taw. 7-9 

“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi…. keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu”. (Matius 7:1-5)

Yang dunia butuhkan adalah kasih. Kasih seperti Yesus mengasihi kita. Sebenarnya Tuhan bukan menyuruh kita untuk tidak menghakimi, lho… Bahkan Tuhan menyuruh kita untuk mengambil selumbar dari saudara kita. Jika kita lihat lebih dekat Matius 7:1, Amplified Bible menjelaskan bahwa “Janganlah kamu menghakimi, mengkritik dan menuduh (orang lain dengan tidak adil dengan sikap superior dan sok benar seperti jika kamu menjabat seperti hakim), supaya kamu juga tidak dihakimi dengan tidak adil”. Jadi bedanya terletak di motivasi dan tujuannya. Karena motivasi dan tujuannya beda, otomatis caranya juga berbeda.

Saat Yesus berbicara dengan wanita Samaria di sumur, motivasinya bukan mempermalukan wanita itu. Yesus tidak menyebutkan fakta-fakta tentang wanita ini hanya untuk menunjukkan betapa kudus dan baiknya Yesus. Yesus mengerti bahwa wanita ini bergantiganti pasangan karena dia belum menemukan kasih yang sesungguhnya. Yesus tidak hanya memberikan fakta, tapi juga menjadi solusi. Hasilnya, wanita ini membawa banyak orang di kotanya untuk menjadi pengikut Yesus. Kita tahu dong, bahwa sebagai pengikut Yesus kita mendapat hidup yang kekal, sukacita yang tak terukur, damai sejahtera yang melampaui akal, serta kekuatan dan hikmat yang hanya bisa berasal dari Dia. Pastinya kita semua mau, kan?

Trauma is not what happened to you. It is what happens inside of you. (Gabor Matte). Penyebab trauma tidak selalu sejelas perang, kematian, atau kekerasan fisik. Memang mudah untuk mengerti mengapa seseorang merespon kekerasan, orang tua yang bercerai, atau korban kekerasan seksual. Mengenali korban bullying di sekolah, kekerasan emosional dalam keluarga, maupun orang tua yang mengabaikan atau membeda-bedakan anaknya karena berbagai macam alasan jauh lebih sulit. Akibatnya bisa bervariasi tergantung tingkat kepekaan masingmasing orang, bisa ringan maupun berat. Manifestasinya pun beragam; kejam, terlalu defensive, sulit percaya orang lain, penakut, narsis, jadi people-pleaser, manipulatif, bunuh diri (termasuk percobaan bunuh diri) dan masih banyak kondisi mental lainnya.

Sebenarnya ya, banyak sekali di antara kita yang mengalami trauma. Banyak di antara kita bahkan tidak sadar bahwa apa yang kita sendiri alami adalah suatu bentuk trauma, sehingga kita bersikap atau bersifat tertentu. Apalagi mengenali trauma sesama kita. Yuk kita pakai kacamatanya Tuhan. Anggaplah seseorang berlaku kurang menyenangkan sebagai akibat masa lalunya. Bahkan, mungkin saja kalau kita yang mengalami hal yang dia pernah alami, belum tentu kita jadi orang yang lebih baik dari orang itu. Dengan begitu, mengasihi sesama menjadi lebih mudah, bukan? (SOS)

Questions:
1. Maukah anda melayani seseorang yang bersikap ‘aneh’ yang mungkin saja dia sedang terluka dan butuh kesembuhan?
2. Bagaimana cara Anda menjaga kesehatan mental supaya tidak hidup dalam trauma? Diskusikan!
Values:
Saat yang mendasari tindakan kita kepada sesama adalah kasih Yesus, kita akan menjadi representatif Tuhan yang lebih ampuh untuk menyentuh dan memenangkan jiwa-jiwa.

Kingdom’s Quotes:
Baik selumbar maupun balok harus disingkirkan.