KABUR AJA DULU

KABUR AJA DULU 

Bacaan Setahun:

Kis. 10:34-48, Yos. 9-10, Ayub 25

“Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya.” (Amsal 18:14)

Suatu ketika, di sebuah harian papan atas edisi hari Minggu, terdapat kartun parodi yang cukup menggelitik. Kartun tersebut menggambarkan seorang pimpinan perusahaan yang sedang marah-marah kepada karyawannya karena kinerja mereka tidak memuaskan dan target penjualan perusahaan tidak tercapai. Dalam kegeraman dan kepanikannya, pimpinan itu menegur stafnya dengan mengatakan bahwa mereka kurang rajin, menyalahgunakan dana, dan tidak pintar.

Pada bingkai kartun selanjutnya, diilustrasikan para karyawan dengan wajah masam yang membantah dalam hati. Mereka berpikir bahwa sang bos sendiri jarang datang ke kantor, bahwa korupsi sudah menjadi budaya mereka, serta menggerutu bahwa jika mereka memang pintar, mereka pasti sudah kabur dan bekerja di luar negeri.

Beberapa waktu lalu, ada perbincangan hangat di kalangan kaum muda lewat tagar “Kabur Aja Dulu” yang viral di media sosial. Fenomena tersebut dikatakan sebagai sikap generasi muda yang merasa kecewa terhadap berbagai masalah di tanah air. Karena itu, mereka menjadi pesimis dan menyuarakan keinginan untuk bekerja di negara lain. Namun, orang percaya tentunya memiliki respons yang berbeda ketika menghadapi permasalahan yang timbul dalam melaksanakan perintah Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya (Yesaya 40:3) dengan meratakan gunung persoalan tersebut. Lalu, tantangan atau penghalang apa saja yang mungkin muncul dan membuat orang percaya meninggalkan medan perjuangannya, lalu memilih “kabur aja dulu,” padahal perjuangan menutup lembah serta meratakan gunung dan bukit baru saja dimulai?

Di padang belantara kehidupan dalam mengiring Tuhan, ada beberapa penghalang yang membuat orang percaya merasa sulit terhubung dan dekat dengan-Nya. Penghalang tersebut antara lain adalah dosa yang membuat seseorang merasa tidak layak mendekat padaNya; keraguan akan penyertaan Tuhan yang dapat menciptakan jarak dalam hubungan denganNya; serta kepahitan dan kekecewaan yang dapat membuat seseorang merasa bahwa Tuhan tidak hadir dan tidak peduli terhadap penderitaan yang menimpanya.

Namun, warga Kerajaan seharusnya mengingat janji Tuhan yang mampu mengubah sikap pesimis dan menyalakan kembali semangat perjuangan dalam menyelesaikan misi. Janji itu menjadi senjata yang melengkapi kita dalam peperangan mengalahkan problem kehidupan, saat kita mengingat bahwa masa depan sungguh ada dan harapan kita tidak akan hilang (Amsal 23:18). Dengan meyakini bahwa pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa dan tidak melebihi kekuatan manusia, kita akan yakin bahwa Tuhan setia dan tidak membiarkan persoalan itu melampaui kekuatan kita (1 Korintus 10:13). Karena itu, marilah kita bertahan dan tidak “kabur aja dulu”, sebab hanya orang yang bertahan sampai kesudahannya yang akan selamat (Matius 24:13). (YL)

Questions:

1. Apakah yang membuat seseorang memutuskan ‘kabur aja dulu’ dari ladang pelayanan Tuhan?
2. Bagaimana cara orang percaya tetap bersemangat dan tidak undur dari pekerjaan Tuhan? Diskusikan!

Values:

Orang yang bersemangat sanggup menghadapi tantangan.

Kingdom’s Quotes:

Ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. (Roma 5:4)