KAMU TELAH MATI

Bacaan Setahun:
Dan. 1-2
Mzm. 136

KAMU TELAH MATI

“Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab KAMU TELAH MATI dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.”Kolose 3:2-3

Apa artinya, “kamu telah mati dari ayat bacaan ini?” Tentu saja ini bukan mati secara fisik, namun ayat yang ditulis oleh rasul Paulus kepada jemaat di Kolose ini sedang berbicara tentang perubahan cara berpikir, yaitu cara berpikir yang memikirkan “perkara di atas“ bukan yang di bumi. Lalu apa dan bagaimana cara berpikir di atas dan apa perbedaan cara berpikir di atas dengan di bumi?
Mati di sini adalah mati terhadap kepentingan diri sendiri, mati terhadap kecenderungan egois dan serakah seperti pada umumnya manusia yang hidup di dunia. Rasul Paulus menulis secara spesifik kepada jemaat di Kolose bahwa akibat dari “kamu telah mati” adalah meninggal budaya hidup hedonisme yaitu hidup yang hanya mengejar kesenangan duniawi. “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala” (Kolose 3:5) Kita akan bisa berpikir perkara sorgawi ketika kita telah mati dari kecenderungan cara berpikir duniawi yang egois dan berpusat pada diri sendiri.
Ada sebuah cerita tentang seorang pemuda kaya yang ingin menikmati hidup dengan berfoya-foya. Namun dalam sebuah perjalanan betamasya dengan pesawat terbang terjadilah kecelakaan. Semua penumpang meninggal dan hanya dialah satu-satunya penumpang yang selamat. Kecelakaan ini berakibat cara berpikirnya berubah, tiba-tiba ia sadar bahwa hidup ini sangat rapuh. Ia sadar bahwa hidup ini sangat berharga namun hidup di dunia ini sementara. Sebuah perspektif baru tentang cara hidup yang baru muncul, ia yang seharusnya mati tetapi hidup, sehingga ia merasa seperti bangkit dari kematian. Kesadarannya berubah sehingga ia tidak lagi berfokus kepada hal-hal duniawi, ia mulai sadar bahwa hidup di dunia adalah hidup sementara, yang adalah persiapan hidup di sorga. Ia mulai menjalankan kehidupan dengan sudut pandang berpikir (perspektif) sorga.
Perubahan perspektif berpikir ini juga disebut metanoia, yaitu mati terhadap cara berpikir duniawi dan hidup dengan cara berpikir sorgawi, yaitu perubahan dari cara berpikir yang berpusat pada diri sendiri kepada berpusat pada kehendak Kristus, dari cara berpikir egois dan hedonisme kepada cara berpikir cara sorgawi yang mengasihi dan rela berkorban bagi orang lain. Tentu saja tidak perlu Anda hampir mati atau sakit keras terlebih dulu baru kemudian terjadi metanoia atau terjadi perspektif berpikir yang baru. Jika hari ini Anda menyadari bahwa cara hidup Anda yang egois dan berpusat pada diri sendiri adalah salah, lalu Anda mau merubah cara berpikir Anda dengan berpusat kepada Kristus, maka sebenarnya “Anda telah mati”. (Roma 6:11-12)
Jadi sekali lagi kematian yang dimaksud adalah meninggalkan cara berpikir hidup yang berdosa yang egois, kepada cara berpikir yang baru, Anda tak lagi hidup bagi diri sendiri dengan kehendak bebas sendiri. Tetapi hidup dalam Kristus dengan perspektif sorga, sehingga seluruh hidup Anda tidak lagi dikuasai oleh kehendak yang berpusat pada diri sendiri tetapi diarahkan di dalam kehendak dan rencana Allah yang sempurna. Anda mengerti? (DD)

Questions :
1. Apa yang dimaksud dengan ”kamu telah mati“? Dan sudahkah anda mengalami kematian yang dimaksud?
2. Apakah Anda perlu mengalami “sakit keras“ supaya terjadi perubahan cara berpikir sorgawi?

Values :
Menjadi warga Kerajaan Sorga bukan terjadi setelah kematian jasmani tetapi setelah perubahan cara berpikir duniawi kepada cara berpikir sorgawi.

Kematian fisik tidaklah menakutkan tetapi yang menakutkan adalah kematian akan kesadaran bahwa hidup kita bertujuan kekekalan.