Kasih Yesus Dalam Keluarga | Pdm. Setiawan S. Tupang

“Tetapi, apabila kalian tidak mau menaati TUHAN, maka putuskanlah hari ini juga siapa yang akan kalian taati: Apakah kalian akan menaati allah-allah nenek moyang kalian di seberang Sungai Efrat atau allah-allah orang Amori di tanah ini? Tetapi bagi aku sendiri serta seluruh keluargaku, kami akan menaati TUHAN.” (Yosua 24:15 FAYH)

Menaati Tuhan adalah pilihan bagi setiap kita sebagai orang percaya. Apakah keluarga kita masih menaati Firman Tuhan di atas sampai hari ini? Apakah kasih Yesus masih terpancar setiap menit, detik, jam, tahun dari hidup kita? Saat ini, kondisi tidak baik bagi dunia, apakah keluarga kita tetap bersyukur? 

Melalui Firman di bawah ini, ada hal-hal luar biasa yang muncul saat kita mempraktekkannya:

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!  Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Roma 12:12-18)

Saat kasih Yesus ada dalam diri kita, Tuhan akan membuat perbedaan melalui Roh Kudus-Nya.

Apa saja wujud kasih Yesus dalam keluarga?

SELALU BERSABAR

Kita harus selalu bersabar dalam kesesakan (Roma 12:12). Jangan hanya melihat kesalahan orang lain, terutama orang-orang terdekat dalam keluarga. Sebaliknya kita harus belajar untuk tetap bersabar, menguasai diri dan tetap mengasihi.

Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
(Amsal 14:17)

Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. (Amsal 16:32)

Jika tidak bisa mempraktekkan kasih dalam keluarga, maka kita tidak bisa menjadi saksi bagi orang lain. Teladan Yesus diaplikasikan mulai dari seorang suami sebagai imam di tengah-tengah keluarga. Hubungan yang baik seorang suami dengan istri dan anak-anak adalah kunci keberhasilan. Seorang suami harus berani bertanya kepada istrinya: “Saya seperti apa?” Dengan demikian suami dapat mengevaluasi dan memperbaiki diri, sehingga kedapatan benar di hadapan Tuhan dan manusia, maka doa-doanya akan dijawab Tuhan.

 TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.
(Amsal 15:29)

SELALU BERMURAH HATI

Bermurah hati tidak berarti selalu memberikan uang. Orang yang malas bekerja, jika terus-menerus dibantu justru akan semakin menjerumuskannya.

Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! (Roma 12;13)

Kasih Yesus diwujudkan dengan bersikap murah hati menolong sesama. Contohnya saat kita naik bus lalu melihat orang yang sudah tua mengalami kesulitan berjalan, kesulitan menemukan kursi atau kesulitan membawa barang, maka kita bisa menawarkan bantuan.

Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” (Lukas 6;36)

Apapun latar belakang kehidupan kita, baik dari keluarga sederhana atau berpendidikan rendah, Tuhan sanggup memberkati kita dengan limpahnya. Jika kita setia dalam perkara kecil, maka Tuhan akan percayakan hal-hal besar dalam hidup kita sehingga kita bisa menjadi berkat bagi sesama. Namun sekalipun telah diberkati, kita harus hidup berhemat, sehingga bisa lebih banyak memberi. Sebaliknya pada saat memberikan bantuan  kita harus punya kerelaan hati, tidak boleh hitung-hitungan.

Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. (Amsal 19:17)

TIDAK MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN.

Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
(Roma 12:14)

Dunia ini dipenuhi dengan iklim persaingan, saling menyikut untuk memperebutkan tender pekerjaan. Iklim semacam ini tidak boleh terjadi di rumah. Jika suasana rumah baik, maka ada perasaan ingin pulang. Kita perlu membangun suasana yang baik di dalam rumah tangga kita, mungkin dengan mengadakan ‘family time’ secara berkala. Harus dibangun hubungan yang baik antara semua anggota keluarga. Sebagai orang tua, pada saat melakukan kesalahan  harus berani minta maaf kepada anak.

Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya (Mazmur 37:27)

Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Roma 12:21)

Kita perlu meminta pertolongan Tuhan agar dimampukan untuk membalas kejahatan dengan kebaikan, dan untuk memberkati orang yang mengutuki kita. Setiap pagi kita harus datang kepada Tuhan dalam doa, merenungkan serta memperkatakan Firman-Nya.

SELALU BERDAMAI

Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Roma 12:18)

Kita harus mengevaluasi diri kita, apakah kita sudah bersikap lemah lembut dan selalu mengejar perdamaian? Contohnya sebagai seorang pengusaha kita tidak perlu melihat orang lain sebagai kompetitor, bahkan sekalipun kadangkala ada orang berbuat jahat kepada kita, itu tidak masalah, yang penting kita tetap baik kepada dia.

Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan; (Mazmur 37:37)

Firman Tuhan berisi lengkap tentang berbagai aspek kehidupan, setiap hari kita  harus senantiasa bersyukur karena Tuhan terus memberikan kesempatan, yaitu kesempatan untuk bertobat. Kita harus menjaga sikap hati tetap tulus di tengah keluarga, pekerjaan, bahkan juga di pelayanan. Jika melayani tidak dengan ketulusan hati, maka aktivitas kita akan menjadi sekedar program. Jika melayani dengan ketulusan hati, maka ada sukacita.

Dalam keseharian kita seringkali Tuhan izinkan ada ‘kerikil-kerikil’ untuk mengasah diri kita, tapi kita harus tetap bersabar, bermurah hati, mengejar perdamaian dan menjaga sikap yang tulus dalam menjalani kehidupan. Membangun karakter Kristus adalah dasar yang terpenting. Amin. (VW).