KASIHILAH TUHAN | Rev. Andy Tschong

Sebenarnya iman kita secara pribadi membutuhkan sisi sejarah, karena sebelum kita percaya kepada Tuhan, ia telah berkarya di dalam sejarah. Tuhan memiliki perjanjian dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Mereka adalah orang biasa, mereka dipilih bukan karena mereka hebat, tetapi kasih karunia Tuhan yang memilih mereka termasuk kita semua saat ini. Anugerah Tuhan yang besar yang kita terima saat ini selalu dimulai oleh Allah.

Di tengah-tengah kesulitan yang kita alami, seringkali kita berfikir bahwa dunia ini kurang adil. Di dalam pelayanan kami di kota Boston, Amerika ada sebuah suku yang sulit dimengerti. Jumlah suku tersebut hanya 0,2% di antara penduduk dunia, tetapi mereka mampu mendominasi dengan meraih berbagai penghargaan noble. Jumlah penduduk yang mampu meraih penghargaan noble mencapai 30% dari populasi mereka. 40% rektor universitas terkemuka di Amerika adalah orang-orang dari suku tersebut. Banyak pengacara-pengacara terkemuka juga berasal dari suku tersebut sehingga menimbulkan sebuah pertanyaan siapa suku tersebut. Sepertinya memang tidak adil, jumlah mereka sangat sedikit, tetapi mendominasi berbagai bidang strategis di dunia ini. Mereka adalah orang-orang Yahudi.

(35) Beginilah firman TUHAN, yang memberi matahari untuk menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, –TUHAN semesta alam nama-Nya:  (36) “Sesungguhnya, seperti ketetapan-ketetapan ini tidak akan beralih dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunan Israel juga tidak akan berhenti menjadi bangsa di hadapan-Ku untuk sepanjang waktu. (YEREMIA 31:35-36)

Janji Tuhan tidak pernah gagal, bangsa Israel tetap menjadi bangsa pilihan Tuhan, sekalipun mereka tidak setia kepada Tuhan. Allah memilih bangsa Israel sebagai umat pilihanNya supaya melaluinya semua umat manusia di dunia mendapat berkat. Kita patut bersyukur jika saat ini bangsa Indonesia bisa mengenal Tuhan melalui pengenalan kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Selanjutnya, menjadi tugas kita untuk memberitakan kabar baik itu kepada semua orang yang belum mengenal Tuhan di sekitar kita.

Janji-janji Tuhan didalam Perjanjian Lama akan tergenapi melalui pribadi Yesus kepada para pengikut-pengikutNya. Oleh sebab itu sebagai orang percaya yang berhak menerima janji Tuhan, kita pun harus mengerti apa yang menjadi kerinduan Tuhan bagi umat manusia.

(12) “Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, (13)  berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu. (14) Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi
dengan segala isinya; (ULANGAN 10:12-14)

Kitab Ulangan yang dituliskan oleh Musa menuliskan bagaimana Allah menyelamatkan umat Israel dari perbudakan selama 400 tahun di Mesir. Kitapun mungkin pernah mengalami situasi yang sulit yang seolah-olah memperbudak hidup kita sehingga kita merasa tidak ada lagi masa depan, tetapi Tuhan Yesus hadir dalam hidup kita untuk menyatakan kuasaNya yang mampu membebaskan kita. Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka berada selama 40 tahun di padang gurun karena mereka tidak percaya pada janji Tuhan. Orang-orang yang ikut keluar dari Mesir hanya 2 orang yang berhasil masuk ke tanah yang dijanjikan Tuhan yaitu Yosua dan Kaleb. Bahkan Musapun tidak diijinkan untuk masuk ke tanah perjanjian.

Sebelum Musa meninggal, ia menuliskan kitab ulangan ini untuk mengingatkan Bangsa Israel untuk menyatakan betapa besarnya karya Allah bagi bangsa Israel dan apa yang yang Tuhan rindukan dari umatNya serta  berkat-berkat yang tersedia bagi umatNya apabila mereka mentaati Allah. Firman Tuhan diberikan bukan untuk memberatkan hidup kita, melainkan supaya baik keadaan kita. Jadi Firman yang Tuhan berikan dalam hidup kita harus kita kerjakan yaitu hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, dan beribadah kepada Tuhan sungguh-sungguh supaya baik keadaannya.

Janji Allah tidak diberikan kepada kelompok, tetapi pribadi lepas pribadi. Tuhan rindu kita sebagai umatNya hidup sesuai dengan rencanaNya. Berdasarkan Ulangan 10:12-13, Ada 5 hal yang Tuhan inginkan dari hidup kita yaitu:

  • Takut akan Tuhan
  • Hidup menurut segala jalan yang ditunjukkanNya
  • Mengasihi Dia,
  • beribadah kepada Tuhan
  • berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan

Perintah ini tidak saja dituliskan di dalam Perjanjian lama, di dalam Perjanjian Baru pun kita akan menemukan perintah untuk hidup takut akan Tuhan dan mengasihi Tuhan. Sejak usia dini, bangsa Israel telah menekankan kepada anak-anaknya bahwa TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6:4), ini sebagai nyanyian yang dilantuntan berulang-ulang sebagai shema Israel.

Jika kita mengasihi Tuhan, sikap itu menjadi berkat yang besar. Kita harus makin bertumbuh di dalam kasih kita kepada Tuhan. Kita memiliki sebuah kerinduan yang begitu dalam untuk mengasihi Tuhan sebagai sebuah berkat tersendiri dalam hidup kita. Sikap takut akan Tuhan lebih menekankan pada sikap hati kita dalam menyembah Tuhan. Hanya Dialah satu-satunya Allah yang layak kita sembah. Hidup menurut segala jalan yang ditunjukkanNya berarti kita hidup bersama-sama dengan Dia dan tidak keluar dari FirmanNya.  Beribadah kepada Tuhan juga menyatakan sikap hati kita yang senantiasa siap sedia untuk melayani Tuhan dengan taat dan setia. Semua yang kita lakukan tersebut harus didasari dengan mengasihi Tuhan.

Di dalam Perjanjian Barupun Tuhan Yesus juga menekankan hal yang demikian.

30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (MARKUS 12:30)

Kitab-kitab Injil yang lainpun juga menuliskan hal yang demikian dalam Matius 22:37 dan Lukas 10:27.  Kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa segenap akal budi dan kekuatan kita. Bahkan Tuhan Yesus juga memberikan perintah baru untuk kita saling mengasihi sama seperti Dia telah mengasihi kita dan mengasihi sesama kita seperti mengasihi diri sendiri.

Suatu ketika berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus dengan bertanya siapakah sesamaku manusia? Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati (Lukas 10:25-37). Kita tidak mungkin bisa mengasihi Tuhan dan sesama kita tanpa pertolongan Roh Kudus. Bahkan murid-muridpun yang selama 3 tahun bersama-sama dengan Yesus tidak sanggup mengasihi sesama tanpa pertolongan Roh Kudus. Jadi ketika hari Pentakosta tiba dan murid-murid dipenuhi Roh Kudus terjadilah perubahan hidup yang luar biasa di dalam diri murid-murid sehingga mereka sanggup memberikan hidupnya mati sebagai martir demi kasihnya kepada Tuhan.

Jadi sebelum kita mengenal Allah, Dia sendiri yang pertama-tama menyatakan kasihNya kepada kita dengan mengaruniakan PutraNya yang tunggal untuk mati bagi kita dan kita mengenal kasih Allah. Dengan demikian Allah memberikan perintah baru kepada kita untuk mengasihi sesama seperti Dia telah mengasihi kita. Biarlah melalui hidup kita bisa menjadi saluran kasih Allah bagi orang-orang di sekeliling kita dan mereka dapat merasakan kasih Allah dalam hidupnya. Amin. (RCH).