KEARIFAN HIDUP

Bacaan Setahun: 
Kel. 31 
Mzm. 49 
Mat. 13 

KEARIFAN HIDUP 
“Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.”Mazmur 90:10

Ayat bacaan hari ini adalah potongan dari doa nabi Musa yang kemudian dicatat ulang di AKitab Mazmur. Tulisan ini berisi statistik yang mencatat rata-rata umur manusia, dicatat umur manusia umumnya tujuh puluh tahun, dan kalau kuat bisa sampai delapan puluh tahun dan itu pun dijalani dengan kesukaran dan penderitaan karena sudah tidak bugar dan mungkin dilewati dengan keadaan sakit-sakitan.
Saya sering mengilustrasikan hidup ini hanya satu minggu atau tujuh hari, jika kita asumsikan satu hari adalah 10 Tahun, maka jika umur Anda sekarang 40 tahun, Anda sedang ada di Hari Kamis, kalau umur Anda 45 Tahun Anda sudah masuk Hari jumat. Jadi renungkan betapa singkat nya hidup kita. Namun ironisnya sangat jarang orang berpikir untuk mengisi kehidupan yang sementara ini dengan efektif.
Seorang gangster yang terkenal di Hongkong bertobat, ketika seorang hamba Tuhan mengajukan pertanyaan yang sederhana kepadanya. Pertanyaannya adalah, kalau engkau meninggal, engkau ingin dikenang sebagai apa oleh anak cucumu, apakah sebagai gangster terhebat? Gangster terkejam? Mungkin kita bukan gangster, tetapi pertanyaan yang sama layak kita tanyakan kepada diri kita. Kalau hidup kita berakhir di dunia, sebagai apa kita ingin dikenang oleh anak cucu kita? Seorang yang pernah selingkuh? Seorang residivis? Seorang koruptor?
Orang zaman dulu sangat arif dan bersahabat dengan alam, jika mereka menebang sebuah pohon, mereka juga akan menanam kembali, walau mungkin mereka tidak menikmati karena umur pohon lebih tua dari dirinya. Artinya secara naluri mereka memahami bahwa ada dampak yang mereka lakukan saat hidup di dunia untuk kehidupan anak cucunya kelak. Inilah yang saya sebut kearifan, sebuah pemahaman akan kehidupan yang berdampak.
Jika seorang menabur angin ia akan menuai badai, jika seorang menabur sebutir kebaikan ia akan menuai ribuan buah kebaikan, walaupun mungkin bukan ia yang menuai tapi anak cucunya. Sebenarnya di dunia modern saat ini kita juga seharusnya mempunyai kearifan yang sama, karena kehidupan kita layaknya seperti benih, jika kebaikan yang kita lakukan maka anak cucu kita bukan hanya mengenang kebaikan kita, tetapi juga menikmati hasil dari benih kebaikan yang kita tanam.
Akhirnya, sekali lagi coba renungkan hidup yang singkat ini kelak sebagai apakah kehidupan Anda ingin dikenang? Sebagai guru yang baik, orang tua yang bertanggung jawab, seniman yang paling top? Hanya Anda yang bisa menjawab. (DD)

Questions :
1. Sebagai apa hidup anda ingin dikenang oleh anak cucu anda?
2. Bagaimana seharusnya anda mengisi kehidupan ini?

Values :
Warga Kerajaan menyadari sepenuhnya bahwa semua perbuatan harus dipertanggung jawabkan kelak setealah kehidupan berakhir.

Adalah absurd, berharap dikenang sebagai pahlawan tetapi hidup tak pernah berkorban, hanya mengorbankan orang lain.