KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN
Bacaan Setahun:
Ul. 4-5
Ef. 6
“Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap di dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:31-32).
Pada zaman Perjanjian Lama, kita tahu bagaimana bangsa Israel hidupnya dibatasi oleh hukum taurat, dan Allah sendiri yang menjadi hakim di tengah-tengah mereka. Bila ada yang kedapatan melanggar dan lalai dalam mentaati hukum taurat, maka ia akan dihukum sesuai aturan-aturan yang ada di dalam hukum taurat. Tidak hanya itu, ternyata hal ini pun masih dipegang teguh oleh para ahli taurat dan orang-orang farisi di zaman Perjanjian Baru. Dalam menghakimi atau memberi hukuman kepada orang yang kedapatan melanggar, mereka menghukumnya sesuai yang tertulis di dalam hukum taurat (Matius 5:17-48)
Mungkin ada yang bertanya; “Bagaimana zaman itu orang bisa mentaati hukum taurat”? “Semudah itu kah orang mentaati hukum taurat”? “Apakah hukuman yang diberikan dapat membuat seseorang jera/tidak melakukan pelanggaran lagi”? Faktanya, justru banyak pelanggaran terjadi ketika hukum ditegakkan. Ini bukan karena hukumnya yang salah, tetapi kesadaran hukum seseorang lah yang tidak ada, makanya jadi mudah melanggar atau jatuh ke dalam dosa.
Ketika hidup kita memiliki kesadaran hukum, maka saya percaya hukum apa pun yang diberlakukan, kita pasti bisa mentaatinya. Terlebih lagi sekarang, kita hidup di dalam zaman kasih karunia-Nya, kita menjadi orang-orang yang mengetahui Kebenaran dan Kebenaran itu telah memerdekakan kita (Yohanes 8:36). Kita menerima kasih dan pengampunan tanpa syarat dari Tuhan Yesus melalui kematian-Nya di atas kayu salib, dan menerima pembebasan atas kutuk dosa dan maut melalui kebangkitan-Nya pada hari ke-3. Seharusnya, itu cukup membuat kita sadar akan hukum Kebenaran yang telah memerdekakan kita. Kita berpikir beribu-ribu kali untuk melanggarnya, dan berbuat dosa.
Kalau kita sadar bahwa Kebenaran telah memerdekakan kita, maka hukum itu pun akan memerdekakan kita dari rasa keterpaksaan untuk melakukan firman Tuhan, dari perasaan takut, dari intimidasi yang melemahkan kita dan selalu mengingatkan kita akan kegagalan-kegagalan kita di masa lalu, dari rasa tertekan, dari rasa bersalah karena sesekali mungkin kita bisa lalai namun kita segera bertobat. Seorang Warga Kerajaan Allah bisa mentaati hukum Allah, karena ia mengetahui Kebenaran yang memerdekakan. Ia tidak akan menyia-nyiakan hidupnya dan kasih karunia yang sudah diberikan kepadanya, karena ia sudah benar-benar merdeka. (LA)
Questions:
1. Bagaimana seorang Warga Kerajaan dapat mentaati Hukum Allah?
2. Hal apa saja yang membuat seorang Warga Kerajaan bisa gagal dalam mentaati hukum Allah?
Values:
Seorang Warga Kerajaan Allah yang sudah dimerdekakan oleh Kebenaran, maka ia akan memiliki kesadaran untuk mentaati setiap hukum Allah.
Di mana ada Kebenaran, di situ pasti ada kemerdekaan.