KEMATIAN YANG MENDEKATKAN
Bacaan Setahun:
Bil. 22
1 Kor. 11
“Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh,” sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.” (Efesus 2:13)
Peristiwa kematian seseorang seringkali bisa memiliki serangkaian makna. Bagi keluarga yang ditinggalkan, kematian berarti terpisahnya kita dengan orang yang kita cintai. Tetapi tidak jarang juga bahwa peristiwa kematian memberi kesempatan untuk kita kembali bertemu, berkumpul bersama dengan seluruh keluarga besar, kerabat dan rekan-rekan lama kita. Kerapkali ketika mendengar kabar salah seorang yang kita kenal meninggal dunia, maka saat kita melayat ke tempat persemayaman, seringkali moment itu justru juga menjadi moment bertemu kembali dengan banyak teman yang selama ini sudah tidak lama berjumpa.
Apakah sebenarnya yang menjadi penyebab adanya keterpisahan kita dengan Allah? Firman Tuhan berkata dengan jelas salah satu konsekuensi paling besar dari dosa adalah “keterpisahan” kita dari Allah. Yesaya 59:2 “….tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”
Keterpisahan akibat dosa berarti ketiadaan, kehilangan hubungan/akses dengan sumber kehidupan. Hal itu sama dengan ketika Hand Phone kita alami kehabisan daya. Sekalipun di dekat kita ada alat listrik stop contact (sumber energi), tetapi tanpa kabel penghubung (charger) maka sumber energi listrik yang berada di dekat kita tidak pernah bisa terkoneksi dan memberi energi ke HP kita, dan hal itu berarti HP kita meskipun memiliki fitur yang canggih, tidak akan dapat digunakan. Allah tahu tanpa terkoneksi dengan diriNya maka hidup manusia akan tidak memiliki makna apapun.
Itulah sebabnya melalui kematian Yesus, hal pertama yang langsung terjadi adalah Allah memutuskan untuk menghancurkan tirai penghambat hubungan manusia dengan Allah sehingga memberi kita akses untuk terkoneksi dengan sumber segala kehidupan yaitu Allah sendiri. Akses yang terbuka ini membuat kita dapat menikmati apa yang menjadi kerinduan Bapa kita yaitu bersekutu/dekat denganNya. 1 Kor 1:9, “Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.”
Hari ini mungkin kita merasa beragama, tapi pertanyaannya adalah, apakah kita merasa terkoneksi dekat dengan Tuhan dan kasihNya? Atau justru kita saat ini merasa begitu jauh dari sang Ilahi? Allah bukan hanya meminta kita mendekat kepadaNya, tetapi Allah justru menjadi jalan bagi kita ( Yoh 14 : 6). Maukah kita menerima DIA, dan karya kematianNya di Salib yang akan memberi kita akses untuk bisa mendekat kepadaNya ? Maukah kita menggunakan kesempatan untuk mendekat dan bersekutu denganNya? (HA)
Questions:
1. Bagaimana Allah mendekatkan diriNya dengan manusia?
2. Apakah kita sudah membangun hubungan dekat dengan Tuhan? Bagaimana caranya?
Values:
Melalui kematian Yesus, hal pertama yang langsung terjadi adalah Allah memutuskan untuk menghancurkan tirai penghambat hubungan manusia dengan Allah.
Agama menunjukkan jalan, sedangkan Yesus adalah Sang jalan.