KEMBALI KEPADA KASIH MULA-MULA

KEMBALI KEPADA KASIH MULA-MULA 

Bacaan Setahun: 
Kej. 16-17 
Luk. 11 

“Kamu memiliki ketekunan dan bertahan demi nama-Ku dan tidak mengenal lelah. Akan tetapi, Aku menegurmu karena kamu telah meninggalkan kasihmu yang semula” (AYT – Wahyu 2:3-4)

Jemaat di efesus itu hebat dalam hal ketekunan dan mereka tidak pernah menyerah untuk menggiring Kristus dan bertahan di dalam penderitaan dan penganiayaan. Sampai pada penilaian ini kita melihat jemaat yang nyaris sempurna atau katakanlah jemaat yang nyaris mendapatkan piala sebagai juara 1 dalam hal ketekunan dan bertahan di dalam iman mereka. Namun ternyata itu semua tidak cukup. Semua ketekunan ketahanan dan kegigihan mereka untuk mempertahankan iman mereka, namun jika tidak dibarengi oleh hati yang mengasihi Kristus dengan kasih yang mula-mula maka sepertinya itu semua sia-sia. Itulah teguran yang disampaikan Tuhan kepada jemaat ini. Ia kurang satu saja yaitu kembali kepada kasih yang semula. Lalu apakah kasih yang semula itu? Itulah kasih yang asli dan murni kasih yang tulus dan kasih yang jujur untuk menempatkan Tuhan sebagai posisi yang terutama dan sebagai Pribadi yang paling dikasihi. Atau kalau saya bilang itulah kasih yang bergairah dan rindu untuk menyenangkan pribadi yang kita kasihi. Kalau kasih ini sebagai yang terutama yang kita berikan kepada Kristus maka tidak ada kasih yang kita berikan kepada yang lainnya.

Contohlah pengalaman ketika kita jatuh cinta pertama kali dengan calon istri yang sekarang menjadi istri kita. Bukankah kita selalu memikirkan dia dan berusaha menyenangkan hatinya dan bahkan rela untuk berkorban bagi dia? Kita juga selalu ingin dekat dengan dia dan bertemu setiap saat meskipun kita kehabisan kata-kata untuk disampaikan, namun hati yang mencintai seperti ini selalu merindukannya.

Kalau kita kehilangan kasih seperti ini kepada Tuhan, bertobatlah. Jangan bangga hanya sekedar menjadi orang Kristen yang aktif dalam pelayanan. Sebab jangan-jangan kasih mula-mula yang hilang dalam hidup kita menyebabkan Allah harus menegur kita, namun telinga kita yang tuli tidak mau mendengarnya. Ataupun kita yang sudah mendengar tidak mau untuk meresponnya atau kita yang meresponnya kita tidak mau bertobat.

Saat ini kita perlu memeriksa bagaimana dengan posisi hati kita? Apakah kita sedang jatuh cinta kepada Tuhan? Apakah kita memiliki kasih yang begitu rindu untuk selalu menyenangkan Tuhan? Ataukah kita memiliki cinta yang begitu berkobar untuk rindu melakukan kehendaknya. Apakah kita melihat dengan mata kita orang-orang di sekitar kita yang memerlukan Kristus dan kita rindu untuk menjangkau mereka dan memeluk mereka di dalam kasih Tuhan? Kalau ini semua tidak kita miliki maka saya dengan yakin berkata bahwa kita sama dengan jemaat di Efesus yang perlu kembali kepada kasih yang semula. (DH)

Questions:
1. Mengapa cinta mula-mula itu penting bagi Tuhan?
2. Apa penyebab cinta mula-mula itu pudar?

Values :
Orang Kristen yang gagal membangun cintanya dengan Tuhan, berarti gagal untuk bertumbuh.

Kingdom Quote:
Kekristenan adalah kisah percintaan yang tulus dan kudus.