KEMULIAAN DI BALIK PENDERITAAN
Bacaan Setahun:
Kel. 19-20, Kis. 17
“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Roma 8:18).
Sebuah serial TV yang merupakan adaptasi dari drakor The Marriage 0f The World sedikit menggelitik diri saya sehingga terbersit untuk menjadikannya judul renungan hari ini. Apa yang mau saya bagikan di sini adalah bagaimana perilaku dan kehidupan orang yang mendua. Betul, kata Yakobus 1:8, “sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.” Inilah yang ditampilkan dalam serial TV tersebut. Ketika sang suami mulai mendua, sejak saat itu hidupnya menjadi tidak tenang. Kebohongan demi kebohongan ia lakukan, konflik mulai terjadi akibat kebohongan ingin yang ditutupi tetapi keduluan tercium oleh istri sah.
Ada begitu banyak permasalahan terjadi di sekitar kita yang disebabkan perilaku mendua. Ciri-ciri perilaku mendua:
– Tidak jujur
Ketika seseorang sudah tidak jujur, maka yang terjadi adalah munculnya krisis kepercayaan. Ini yang menyebabkan konflik dalam berkomunikasi. Akan ada perbantahan atau penyangkalan untuk menutupi perbuatan yang tidak benar.
– Menghindari fakta
Orang berperilaku mendua cenderung tidak mau orang lain mengetahui keberadaan dirinya yang sebenarnya. Misalnya: sudah menikah, tetapi berlagak seperti orang yang belum menikah; miskin, tetapi berlagak seperti orang kaya.
– Suka mencari-cari alasan
Perhatikan orang yang suka mendua, pasti ia suka mencari-cari alasan. Ketika di cross check, ia selalu punya alasan ini dan itu untuk menutupi perbuatannya. Akan ada perbantahan atau penyangkalan untuk menutupi perbuatan yang tidak benar.
– Lebih banyak menghabiskan waktu dengan objek lain yang bukan prioritas hidupnya.
Bisa kita bayangkan peliknya masalah yang terjadi bila berhadapan dengan orang yang berperilaku mendua. Itulah yang diceritakan dalam serial TV tersebut. Sejak suaminya kedapatan mendua, tiada hari dilalui tanpa konflik di dalam hubungan mereka berdua. Konflik demi konflik pun terjadi sehingga mengusik juga kenyamanan hidup orang-orang di sekitar mereka.
Masih ingat kejatuhan Yudas? Tragis sekali! Akibat mendua antara Yesus dan 30 keping uang perak, hidup Yudas menjadi tidak tenang. Ia dikejar rasa bersalah sehingga harus berakhir gantung diri. Ingat kisah Gehasi bujang Elisa? Akibat mendua antara Elisa dan pemberian Naaman, kusta Naaman mengejar Gehasi. Intinya, tidak ada kehidupan mendua yang berakhir dengan hidup tenang! Pasti ada konsekuensi yang harus ditanggung!(LA)
Questions:
1. Apa yang harus kita lakukan sebagai warga Kerajaan ketika penderitaan diizinkan Tuhan untuk kita alami?
2. Apa janji Tuhan bagi mereka yang tetap bertahan di dalam penderitaan?
Values:
Sebagai warga Kerajaan sudah sepantasnya kita pun mengalami ‘Jalan Salib’, karena hanya itulah yang membawa kehidupan kita kepada kemuliaan.
Kingdom Quotes:
Jalan menuju kepada kemuliaan adalah Salib.