KEPUASAN SEJATI

KEPUASAN SEJATI 

Bacaan Setahun: 
1 Raj. 19, Mat. 5 

“Janganlah kamu mencintai dunia dan segala yang ada di dalamnya. Jika seseorang mencintai dunia, kasih Bapa tidak ada di dalamnya” (1 Yohanes 2:15)

Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa manusia diciptakan? Ada yang menjawab untuk menikmati kenikmatan yang ada di dunia ini. Benarkah kita dapat memperoleh kepuasan dengan menikmati kenikmatan dunia ini? Sebenarnya, kita tidak pernah merasa puas, selalu ada perasaan tidak puas yang terus menghantui kita. Sebagai contoh, jika Anda memiliki mobil Avanza, Anda mungkin ingin menggantinya dengan Innova, dan setelah memiliki Innova, Anda mungkin ingin ganti dengan BMW, dan begitu seterusnya. Bahkan jika Anda sudah memiliki mobil yang paling mahal, Anda tetap tidak akan pernah merasa puas. Hal yang sama berlaku bagi ibu-ibu, mereka juga tidak pernah merasa puas meskipun telah menggunakan tas dengan harga yang paling mahal. Semua kenikmatan dunia ini seperti minum air laut yang asin, semakin kita minum semakin haus.

Apakah mungkin sebenarnya kita tidak diciptakan untuk dunia ini? Atau mungkin dunia ini bukanlah tujuan akhir kita? Atau mungkin kenikmatan dunia ini hanya gambaran dari dunia lain yang merupakan tempat sebenarnya bagi kita? Jika memang demikian, kita harus berhati-hati, tidak menganggap kenikmatan dan berkat duniawi sebagai segalanya yang harus kita perjuangkan. Kita seharusnya menganggap berkat dan kenikmatan dunia ini sebagai semacam pencicip atau bayangan dari kehidupan yang akan datang yang memiliki kualitas yang lebih baik dan dapat memuaskan jiwa kita. Hal ini sejalan dengan firman Tuhan yang ditulis oleh Rasul Yohanes:

“Sebab segala sesuatu yang ada di dunia ini, yaitu keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup, bukan berasal dari Bapa, melainkan berasal dari dunia. Dan dunia ini akan lenyap beserta keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup selamanya.” (1 Yohanes 2:16-17)

Jika kita merenungkan lebih dalam ayat di atas, kita akan melihat bahwa tidak disarankan bagi kita untuk menjadikan tujuan hidup kita hanya pada keinginan dunia semata (seperti seks, harta, kekuasaan). Ini serupa dengan gambaran tentang minum air asin, semakin banyak diminum, semakin haus, dan jika kita terus menerus minum, kita akan cepat mati.

Oleh karena itu, kita harus memperbarui cara berpikir kita, kita harus mengubah pola pikir kita. Memang benar bahwa kita adalah makhluk jasmani yang memiliki kebutuhan fisik, namun kita juga adalah makhluk rohani yang tidak dapat dipuaskan oleh segala hal yang bersifat jasmani. Kita harus mengarahkan pikiran kita pada tujuan yang benar, yaitu melakukan kehendak Bapa.

Karena tujuan kita adalah hidup selamanya bersama dengan Bapa. Di sinilah kepuasan yang sejati bagi roh dan jiwa kita. (DD)

Questions:
1. Menurut Anda, mengapa kita dilarang mencintai dunia padahal kita hidup di dunia?
2. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan mencintai dunia?
Values:
Bagi Warga Kerajaan, dunia adalah tempat persiapan dan latihan untuk suatu kualitas hidup selamanya di Sorga.

Kingdom Quotes:
Sebagai mahluk rohani kita tak mungkin bisa dipuaskan dengan semua kenikmatan dunia.