Bacaan Setahun:
Yer. 23-24
Ibr. 5
Mzm. 110
“Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.”Pengkotbah 9:11
Citius, Altius, Fortius adalah 3 kata bahasa terkenal yang kemudian oleh seorang yang bernama Baron Pierre de Coubertin sebagai pendiri komite Olimpiade Internasional (IOC) pada tahun 1894 digunakan sebagai motto dalam event olahraga paling besar dan bergengsi di dunia yaitu Olympiade yang bermakna lebih cepat, lebih tinggi dan lebih kuat.
Hal ini bermakna sebuah spirit berkompetisi melalui perjuangan untuk mengalahkan yang lain tentunya melalui cara-cara yang penuh sportivitas. Untuk dapat melakukan ini para atlet olimpiade harus melakukan persiapan, dan perjuangan-perjuangan yang luar biasa. Prinsip ini kerap juga digunakan dalam praktek kehidupan sehari-hari yang dipakai sebagai unsur memotivasi orang untuk masuk dalam iklim kompetisi. Namun Firman Tuhan yang kita baca hari ini mengungkapkan sesuatu yang nampaknya sangat berbeda. Karena justru dikatakan bahwa bukan semua unsur yang selama ini dipakai sebagai parameter modal untuk keberhasilan yaitu kecepatan, keunggulan, perjuangan, hikmat, kekayaan, kecerdasan bahkan karunia yang akan menentukan kemenangan atau keberhasilan seseorang, melainkan unsur waktu dan nasib. Kata waktu dan nasib di sini dalam bahasa Ibrani bermakna hal yang mengarah pada makna kesempatan atau peluang (Chance). Dengan kata lain, Firman Tuhan mengajarkan pada kita bahwa ada hal yang penting yang harus kita lakukan yaitu kemampuan mengerti peluang atau kesempatan-kesempatan yang Tuhan beri kepada kita.
Prinsip ini memberi kita sebuah fokus yang benar, bahwa daripada sibuk dengan spirit kompetisi yang pada akhirnya selalu membuat kita membandingkan diri dengan kemampuan orang lain, maka lebih baik kita fokus pada setiap kesempatan-kesempatan yang Tuhan beri dalam hidup kita. Itulah sebabnya Firman Tuhan dalam Pengkotbah 9:10 berkata, “Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.” Hal ini bermakna setiap kesempatan untuk kita berkarya sekecil apapun haruslah dikerjakan dengan sebaik-baiknya, sepenuh usaha dan segenap pikiran kita.
Sebuah ungkapan bijak berkata jika anda sedang menyapu, menyapulah sebaik mungkin dan buatlah seluruh malaikat berhenti dan memandang kepada kita dan berkata “memang anda telah melakukan yang terbaik.” Kesempatan sering kali datang kepada kita tidak secara nyata melainkan kerap bersembunyi di balik baju yang bernama permasalahan, tugas dan pelayanan. Sebagai contoh mari belajar seperti Daud mengalami kesempatan dipromosikan diawali tugas mengantar roti ke medan perang, menghadapi permasalahan yang bernama Goliath, dan sikap hati melayani Saul, Israel dan tentunya Allah yang sangat dikasihinya. (HA)
Questions :
1. Kesempatan apa yang sudah menghampiri Anda saat ini? Sudahkah Anda memanfaatkannya dengan baik?
2. Bagaimana mengetahui sebuah kesempatan sudah datang kepada kita?
Values :
Daripada sibuk dengan spirit kompetisi yang membuat kita membandingkan diri dengan kemampuan orang lain, lebih baik fokus pada setiap kesempatan-kesempatan yang Tuhan berikan.
Kesempatan itu bersembunyi di balik tugas, permasalahan dan pelayanan.