Keserupaan Dengan Kristus | Pdt. Christine Here

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Roma 8:29 )

Kita telah dipilih dan ditentukan dari semula oleh Tuhan dengan suatu tujuan untuk menjadi serupa dengan Kristus sebab Ia menjadi yang sulung di antara kita semua yang percaya kepadaNya. Kristus sebagai yang sulung telah mengerjakan segala tanggung jawab karya keselamatan dengan tuntas agar setiap dari pada kita mengalami kemerdekaan, kemenangan dan dibebaskan dari segala ikatan dosa.

Kita memiliki sifat dan karakter. Sifat merupakan watak dasar yang kita bawa sejak lahir sehingga perlu mengalami perubahan-perubahan didalam kehidupan. Sedangkan karakter diperoleh dari tempaan kehidupan sehingga untuk memperoleh karakter ilahi kita mengalami proses kehidupan yang panjang sampai kita memiliki karakter yang dimurnikan. Seringkali ketika menghadapi proses kita merasa terganggu, tidak suka dan protes tetapi sesungguhnya lewat tantangan yang kita alami, kita dibentuk untuk menjadi lebih tangguh. Anak-anak yang dimanja akan sulit mandiri dan diatur.

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)

Karena kita sudah dipilih, kita tidak bisa bangga dengan apa yang kita alami dan percayakan didalam hidup kita. Semua karena kasih karunia Tuhan dengan tujuan untuk menjadi serupa Kristus dan menghasilkan buah serta buahnya tetap. Orang yang serupa dengan Kristus harus sadar bahwa Allah memiliki rencana dan tujuan ilahi untuk berbuah dan menjadi berkat bagi banyak orang. Agar hidup kita berbuah maka kita harus hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah pelita bagi kaki dan terang bagi jalan-jalan kita (Mazmur 119:105) sebagai penuntun di dalam hidup kita.

Alkitab menuliskan sebuah kisah tentang Daniel dan kawan-kawannya bagaimana dia menjaga hidupnya sesuai Firman Tuhan. Kitab Daniel diawali dengan kisah bagaimana ketika Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda kepada Nebukadnezar, raja Babel ketika Nebukadnezar mengepung kota Yerusalem. Sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya dan perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya. Raja juga bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja. Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja (Daniel 1:8). Daniel berketetapan untuk memegang teguh karakter ilahi Allah Israel yang disembahnya. Daniel tidak menajiskan dirinya dengan hal-hal duniawi yang mungkin dianggap biasa.

Daniel, Hananya, Misael dan Azarya tidak hanya dididik dengan cara Babel, tetapi mereka juga diganti nama menjadi Beltsazar, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, mereka juga harus menggunakan budaya dan bahasa Babel agar mereka meninggalkan kehidupan dan kepercayaannya kepada Allah Israel. Di tengah-tengah orang yang  tidak percaya, Daniel, Hananya, Misael dan Azarya mengalami banyak tantangan tetapi mereka tetap memegang teguh iman kepada Allahnya. Sering kali kitapun Tuhan tempatkan ditengah-tengah lingkungan yang tidak percaya kepada Tuhan,jika kita malu menyatakan iman kita maka lama-kelamaan membuat kita menjadi kompromi dan ikut-ikutan dengan cara dan gaya hidup mereka hingga pada akhirnya kita terhilang.

(17) Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; (18)  tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”
(Daniel3:17-18)

Demi memegang teguh imannya kepada Allah Israel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego diperhadapkan kepada dapur perapian. Dapur perapian tidak membuat imannya surut, sebab seandainya Allah tidak menolongpun mereka tidak akan menyembah patung yang didirikan oleh Raja Nebukadnezar. Namun seringkali tidak demikian dengan hidup kita, kita menunggu pertolongan Tuhan lebih dulu baru kita mau hidup sungguh-sungguh dihadapanNya sehingga ketika pertolongan Tuhan tidak kunjung datang kita menjadi kecewa dan tetap hidup dalam dosa. Tuhan sangat bisa menolong kita, tetapi seandainya Dia belum menolong bukan berarti kita bisa menyerah dan kompromi dengan dunia.

Demikian juga tantangan dan penderitaan dialami Daniel ketika dia tetap memegang teguh imannya kepada Allah Israel. Daniel disertai Tuhan dengan kecerdasan, hikmat dan disenangi raja sehingga membuat orang lain menjadi iri hati. Kesalehan Daniel inilah yang dipakai menjadi celah untuk menjatuhkan Daniel sehingga  dia harus dimasukkan ke dalam gua singa. Demikian juga di dalam hidup kita, ketika kita berada didalam jalannya Tuhan dengan hidup jujur, berintegritas dan sungguh-sungguh dihadapan Tuhan banyak orang yang iri hati dan tidak suka sehingga menari cara untuk menghancurkan kita.

Setiap tantangan dan aniaya yang dialami Daniel juga Hananya, Misael dan Azarya tidak membuat mereka patah semangat dan menyerah kepada keadaan, tetapi justru menimbulkan keberanian mereka menghadapi setiap hukuman yang diperhadapkan kepada mereka. Di tengah ancaman dan hukuman yang harus dihadapi, disinilah pertolongan Tuhan nyata atas mereka sehingga Raja melihat bagaimana Tuhan yang disembah Daniel adalah Tuhan yang hidup dan raja membalikkan keadaan orang-orang yang selama ini memusuhi Daniel. Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka. (Daniel 6:24)

Raja Nebukadnezar juga berkata: : “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka (Daniel 3:28).

Kita telah dipilih, ditebus dan dibebaskan dari kuasa dosa untuk menjadi seperti Kristus melalui sebuah proses untuk menanggalkan manusia lama kita. Melalui proses karakter kita ditempa dan dimurnikan serta diubahkan agar hidup kita berbuah dan menjadi berkat bagi banyak orang serta memuliakan nama Tuhan. Di dalam hidup mengikut Tuhan, tantangan, ancaman dan penderitaan pasti kita alami. Saat kita tetap teguh sekalipun mengalami penderitaan maka pertolongan Tuhan akan ada dalam hidup kita. Tujuan tantangan dan penderitaan yang kita hadapi bukan untuk melemahkan dan mempermalukan kita, melainkan untuk mengubah karakter kita tetap murni di hadapan Tuhan sampai kita memiliki keserupaan dengan Kristus. Amin (RCH).