KESETIAAN ANJING
Bacaan Setahun:
Yoel 1, Kis. 10
“Jika kita tidak setia, Dia tetap setia karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” (2 Timotius 2:13 – TB)
Buku “Teologi Kucing dan Anjing” ditulis oleh Bob Sjogren dan Gerald Robinson sebagai gambaran tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Buku ini menganalogikan sikap manusia terhadap Tuhan dengan karakter kucing dan anjing kepada tuannya. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita bisa melihat perbedaan antara kucing dan anjing. Kucing adalah hewan peliharaan yang terkesan ‘manja’, sedang anjing merupakan hewan yang ‘setia’ kepada tuannya. Salah satu perbedaannya bisa diketahui dari perbedaan sikap keduanya. Jika anjing berkata, “Kau memberiku makan. Kau memberiku tempat tinggal. Kau mengelusku. Kau mengasihiku. Kau pasti….Tuanku!”. Sedangkan kucing berkata, “Kau memberiku makan. Kau memberiku tempat tinggal. Kau mengelusku. Kau mengasihiku. Kau pasti….pelayanku!”
Buku ini mengupas tentang perbedaan sikap dan karakter kucing dan anjing dari beberapa sisi kehidupan Kristen. Mulai dari cara berdoa, menyembah, meminta, dan sebagainya. Penulis menyampaikan tentang perbedaan mencolok antara keduanya yakni dari sikap hatinya. Jika orang Kristen analogi karakter kucing berkata, ‘segala sesuatu tentang saya’, maka orang Kristen analogi karakter anjing berkata, ‘segala sesuatu tentang Allah’. Buku ini menekankan bahwa kita kadang kala seperti kucing, yang masih memiliki pola pemikiran keliru tentang mengikut Tuhan. Padahal, Tuhan menginginkan kita untuk memiliki kepribadian seperti anjing (sebagai analogi). Kristen tipe anjing hidup untuk memuliakan dan menyembah Tuhan, menyerahkan diri dituntun dan dibentuk oleh Tuan-nya, selalu hidup bersama Tuannya dalam suka dan duka, susah dan senang, kaya dan miskin.
Mari kita belajar dari kesetiaan anjing kepada tuannya. Kesenangannya selalu berada di dekat tuannya. Selalu ingin menyenangkan tuannya. Tuhan ingin kita setia, senang berada di dekat-Nya, menikmati kebersamaan bersama Tuhan. Tidak peduli apakah hidup kita kekurangan atau susah, yang penting ada Tuhan bersama kita, cukuplah itu memberikan ketenangan dan kesukaan. Tujuan hidup kita hanya satu yaitu menyenangkan hati Bapa Sorgawi yang senantiasa memelihara hidup kita. Terlebih lagi, bila kita ingat Tuhan Yesus yang sudah memberikan nyawaNya untuk kita agar beroleh hidup yang kekal. Dengan apakah kita dapat membalas kasih-Nya?
Mari kita renungkan, jangan kalah dengan anjing yang begitu setia kepada tuannya. Kita diciptakan sempurna seharusnya kita lebih memiliki sifat setia kepada Sang Pencipta dan Pemelihara kehidupan bahkan sampai hidup kekal. Lebih dari dua teologi di atas, orang Kristen hendaknya memiliki karakter seperti Yesus Kristus. (RJ)
Questions:
1. Apakah kita memiliki kesetiaan kepada Tuan kita, Bapa di sorga? Renungkanlah.
2. Bagaimana cara Anda membalas kasih Tuhan? Diskusikan.
Values:
Allah tetap setia meskipun kita tidak setia namun belajarlah untuk setia.
Kingdom’s Quotes:
Tuhan mencari hamba yang setia baik dalam suka maupun duka.