KESUKAAN DALAM KEBENARAN

KESUKAAN DALAM KEBENARAN 

Bacaan Setahun: 
1 Sam. 11-12, Roma 9, Mzm. 65 

“Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?” (1 Yohanes 5:5)

Setiap ada kematian maka selalu diadakan ibadah-ibadah baik ibadah tutup peti, ibadah penghiburan maupun ibadah pemakaman. Dalam setiap ibadah tentu saja ada khotbah, dan biasanya selalu disampaikan bahwa almarhum atau almarhumah saat ini sudah bersamasama dengan Bapa di sorga. Apakah meninggalnya karena sakit, kecelakaan atau karena sebab lain, hal itu tidak diperhitungkan. Pernyataan ini entah hanya karena sekedar kata-kata dengan tujuan untuk menghibur atau memang karena kayakinan. Masalahnya, dalam khotbah-khotbah umum lainnya perbuatan seringkali menjadi pokok pemberitaan dan menjadi penentu keselamatan. Bahkan ada yang mengajarkan bahwa keselamatan itu ditentukan saat terakhir menjelang kematian yang artinya keselamatan itu tidak pasti. Hal ini tentu saja menjadi kontradiksi dengan khotbah di ibadah kematian, sehingga menjadi pertanyaan, yang mana yang betul?

Yang harus diyakini dan dihidupi adalah bahwa keselamatan di dalam Kristus bukanlah karena perbuatan baik yang telah dilakukan tetapi karena anugerah Allah oleh iman. Jadi artinya, perbuatan baik sampai akhir tidak menentukan keselamatan itu. Jika demikian apakah menjadi orang percaya tidak ada tanggung jawab dalam menjalani kehidupan iman? Yang perlu dipahami adalah bahwa menjadi orang percaya bukan sekedar pengakuan di mulut, tetapi seharusnya secara natural, di dalam batin seseorang lahir benih ilahi akan Tuhan yang memberinya potensi tidak berbuat dosa seperti tertulis dalam 1 Yohanes 3:9 “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.”

Jadi ada kepastian secara nyata di dalam batin seseorang yang membuatnya lebih nyaman hidup secara rohani dari pada hidup secara duniawi. Apakah masih bisa jatuh dalam dosa, tentu bisa hanya saja hal itu akan membuatnya merasa tidak nyaman dan kehilangan damai sejahtera. Jadi seharusnya dalam Kristus, tanggung jawab hidup dalam kebenaran lebih mudah dan menyenangkan daripada hidup dalam dosa. Jadi menjadi pertanyaan, kalau ada orang yang mengaku sudah percaya kepada Kristus tetapi masih suka dan menikmati kehidupan duniawi maka percayanya itu sama dengan percayanya setan-setan dalam Yakobus 2:19-20 “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?”

Tidak cukup hanya dengan kata-kata saja tetapi orang akan melihat bukti dalam kehidupan kita, iman yang berbuah. Benih yang hidup akan otomatis tumbuh dan menghasilkan buah. Jadi perhatikan hidup anda, apakah ada kehidupan Kristus di sana? Jika belum bertobatlah. Halleluyah. (LS)

Questions:
1. Apakah anda masih bergumul dengan dosa yang dilakukan? Menikmatinya atau menyesalinya?
2. Apa hobi utama anda, hidup dalam kebenaran dengan nilai-nilai kekekalan atau hidup dalam hawa nafsu kenikmatan sesaat?

Values:
Tidak cukup hanya dengan katakata saja tetapi orang akan melihat bukti dalam kehidupan kita, iman yang berbuah.

Kingdom Quotes:
Kebenaran memerdekakan, ketidakbenaran memenjarakan.