KETAATAN TOTAL KEPADA TUHAN

KETAATAN TOTAL KEPADA TUHAN 

Bacaan Setahun: 
Ayub 25-28,  Mzm. 19 

“Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga” (Lukas 5:4, 5).

Dalam kitab Lukas 5:4-5 ini diceritakan ketika Yesus memerintahkan Simon untuk menebarkan jala-jala. Namun, Simon hanya menebarkan satu jala saja, yang akhirnya mengakibatkan jala tersebut koyak. Jika kita merujuk pada terjemahan KJV, pada ayat 4 Tuhan menyuruh menebarkan “nets” (jala-jala), tetapi pada ayat 5 yang Petrus tebarkan adalah “net” (satu jala saja). Peristiwa ini menggambarkan bahwa Simon memang taat, tetapi tidak sepenuhnya taat. Kita tidak boleh membiarkan kehidupan kita terpecah-belah. Tuhan tidak menginginkan ada yang rusak dalam kehidupan kita. Jika kehidupan kita terpecah-belah, berarti ada yang kurang dalam ketaatan kita kepada Tuhan.

Ketaatan yang dimaksud di sini adalah ketaatan total. Artinya, bukan hanya taat dalam satu hal saja, tetapi taat dalam segala hal. Sebagai contoh, jika kita taat dalam memberi, tetapi tidak taat dalam mengampuni, maka itu juga belum bisa dikatakan sebagai ketaatan yang total. Atau taat dalam hal kerajinan beribadah, tapi masih menyimpan dendam terhadap tetangga, misalnya. Ini belum bisa dikatakan keataatan secara sepenuhnya. Keataatan harus total dan menyeluruh. Jadi tidak ada pemisahan antara hal-hal yang bersifat sekuler dan rohani. Ketaatan rohani harus tercermin baik di dalam gereja maupun di dunia kerja.

Prinsip yang sama juga terdapat dalam Roma 6:13, “Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.” Anggota tubuh yang dimaksud tidak hanya satu, tetapi banyak. Namun yang harus kita serahkan kepada Tuhan bukan hanya satu atau dua atau tiga anggota saja, melainkan seluruhnya. Serahkan hati kita kepada Tuhan agar kita hidup dalam ketaatan-Nya. Serahkan pikiran kita, agar kita bisa berpikir dan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya. Serahkan mata kita, agar kita melihat dunia dengan pandangan yang bersih dan penuh kasih. Serahkan tangan kita, agar kita dapat melakukan pelayanan dan memberkati sesama. Serahkan kaki kita, agar langkah-langkah kita dipimpin oleh Roh Kudus dalam jalur kebenaran.

Roma 12:1 menyatakan supaya kita “menyerahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah.” Inilah ketaatan yang sejati, mengorbankan seluruh diri kita sebagai wujud penghormatan dan cinta kepada-Nya. Jadi kebenaran Alkitab memanggil kita untuk hidup dalam ketaatan total, dengan menyerahkan seluruh anggota tubuh kita sebagai sarana untuk menghormati dan mengabdi kepada Tuhan. Kita harus ingat bahwa Tuhan telah memberikan nyawanya secara total untuk kita, bahkan sampai titik darah penghabisan. Ia tidak berhenti dalam ketaatan-Nya ketika Ia berada di taman Getsemani, melainkan terus menuju Golgota. Ia tidak berhenti dalam ketaatan-Nya ketika murid-murid-Nya mengkhianatinya dan meninggalkanNya. Ia tidak berhenti sampai akhirnya Ia mati di atas kayu salib. Jika Tuhan sudah memberikan hidupNya secara total kepada kita, maka kiranya kita juga harus memberikan seluruh hidup kita bagi kemuliaan-Nya. (DH)

Questions:
1. Mengapa ketaatan adalah bukti penting bagi orang Kristen?
2. Apa risikonya bila ada ketidaktaatan?

Values:
Ketaatan adalah totalitas pengabdian kepada Kristus.

Kingdom Quotes:
Ketaatan adalah pembuktian nyata bagi dunia bahwa Yesus adalah Tuhan