KETENANGAN HATI | Pdt. Thomas Tanudharma

 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
(Matius 14:27)

Apapun keadaan kita, kita harus tetap percaya karena dalam keadaan percaya membuat hati kita tetap tenang. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang tidak pernah goyah, hanya Dia gunung batu dan kota benteng kita dan hanya kepada Dia kita pantas berharap.

Ketenangan hati jangan menunggu keadaan menjadi ideal, keadaan kadang-kadang tidak seperti yang kita harapkan bahkan jauh dari apa yang kita harapkan, tetapi dalam keadaan yang menakutkan dan sulit ditanggulangipun kita tetap bisa memiliki hati yang tenang asalkan kita tetap percaya kepada Tuhan.

Kita akan sama-sama belajar dari kisah Yesus meneduhkan gelombang dan berjalan di atas air (Matius 14:22-33). Pada saat itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang lalu Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.  Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!,” lalu berteriak-teriak karena takut.

Rasa takut, cemas dan panik sering kali dapat membuat kita menjadi salah sangka dan salah duga serta sulit memahami kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Hal ini dialami oleh murid-murid sehingga menyangka Tuhan yang berjalan di atas air adalah hantu. Mungkin saat ini kita juga mengalami keadaan yang sama dan sedang sedang bertanya: “di manakah Tuhan?” atau “mengapa keadaan saya seperti ini?”, tetapi segera Yesus berkata: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”.

Mengapa Yesus berkata demikian?

KETENANGAN AKAN MENGHASILKAN KEKUATAN

(15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan. (YESAYA 30:15)

Ketika kita tenang maka akan ada kekuatan untuk mengalahkan ketakutan sehingga kita bisa bersukacita di dalam Tuhan dan melakukan Firman Tuhan. Kekuatan yang kita alami juga membuat kita kuat melawan dosa dan tetap mengucap syukur di dalam setiap keadaan.

KETENANGAN TIMBUL AKIBAT PULIHNYA HUBUNGAN

(5) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.
(6) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
(MAZMUR 62:5-6)

Raja Daud menyadari bahwa hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Kedekatan dengan Tuhan menghasilkan pengharapan sebab hanya Tuhan gunung batu dan keselamatan, kota benteng yang membuat kita tidak akan goyah. Jangan menunggu keadaan menjadi tenang sehingga hubungan kita dipulihkan, tetapi miliki hubungan kedekatan dengan Tuhan apapun keadaannya maka kita akan mengalami ketenangan.

KETENANGAN MEMBUAT HIDUP KITA TERATUR

(11) Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu,
(12) sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka. (1 TESALONIKA 4:11-12)

Ketenangan membuat kita hidup teratur tanpa melanggar nilai-niai dan norma-norma serta aturan yang ada. Dalam keadaan yang sulit sekalipun jika kita mampu melihat dari sudut pandang yang berbeda maka kita akan beroleh ketenangan dan kekuatan di dalam Tuhan. Segala sesuatu yang kita alami hanyalah proses yang membuat kita menjadi tangguh tanpa mengeluh. Jangan menunggu kapan pandemi berakhir, tetapi tetaplah percaya dan menjaga hati tetap tenang karena kita memiliki kekuatan dari Tuhan yang menyertai hidup kita.

TANPA KETENANGAN TIMBULKAN SALAH KEPUTUSAN

(25) Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.(26) Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.” (AYUB 3:25-26)

Ketika hati kita galau dan cemas maka keputusan kita akan mudah karena kita percaya apa yang kita cemaskan dan kuatirkan itulah yang akan terjadi. Sebuah penyelidikan membuktikan bahwa 85% dari yang kita cemaskan dan kuatirkan tidak akan pernah terjadi. Dan dari 15% kejadian yang dialami ternyata 79% orang yang mengalaminya mampu mengatasi problem yang dikuatirkan. Jadi jika hari-hari ini kita mengalami hal-hal sulit dan sepertinya tidak mungkin membuat hati kita bisa tenang berhati-hatilah dengan perkataan kita sebab iman kita tidak lebih tinggi dari perkataan yang keluar mulut kita. Ketika hati kita tenang maka keputusan yang kita ambil akan benar-benar sudah kita pertimbangkan dan pikirkan apapun resikonya.

Hidup ini adalah pilihan, apakah kita akan memilih hati kita tenang atau tetap membiarkannya tetap kacau penuh dengan kecemasan dan kekuatiran, karenanya jangan biarkan pilihan yang salah yang kita putuskan karena Yesus sudah menjamin hidup kita dan janganlah takut. Amin. (RCH).