KETIKA SURAT ANCAMAN DATANG

Bacaan Setahun: 
Mzm. 100 
Yer. 33-34 
Ibr. 9 

KETIKA SURAT ANCAMAN DATANG 

Hizkia menerima surat dari tangan para utusan itu dan membacanya. Kemudian, dia pergi ke Bait TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN. Hizkia berdoa kepada TUHAN, katanya, “Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim, Engkaulah, hanya Engkau, Allah atas seluruh kerajaan di bumi. Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi” (AYT – Yesaya 37:14-16).

Benarlah dikatakan bahwa respons awal akan menentukan akhir dari sebuah peperangan, kalah atau menang. Kalau respons kita buruk maka itu adalah kekalahan awal dari sebuah peperangan.

Saat Raja Hizkia menerima surat ancaman dari Sanherib, Raja Asyur, ternyata ia berespons dengan benar. Dikatakan bahwa dia pergi ke bait Tuhan serta membentangkan surat ancaman itu di hadapan Tuhan.

Dengan kata lain hizkia membawa masalahnya pertama kepada Tuhan. Ia tidak mencari yang lainnya namun hanya kepada Tuhan sebagai yang pertama dan utama. Sebab persoalannya itu terlalu besar untuk ditangani juga tidak ada temannya yang akan sanggup membantunya kecuali hanya Tuhan sendiri yang mampu.

Dan ketika ia berdoa kepada Tuhan maka kalimat pertama yang diucapkannya adalah menyerukan atau menyebutkan kemahakuasaan Tuhan, “Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim, Engkaulah, hanya Engkau, Allah atas seluruh kerajaan di bumi. Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi” (ayat 16).

Hizkia memberikan pengakuan kepada Allah yang Maha Hebat itu atau Allah yang transenden. Pengakuan ini membuktikan kebenaran yang yang tak terbantahkan bahwa Allah itu memang Maha Kuasa. Sekaligus ia menguatkan dan mengingatkan dirinya sendiri bahwa ada Allah yang Maha Kuasa yang menjadi andalannya.

Ini sama dengan yang dilakukan oleh jemaat mula-mula ketika mereka mendapatkan ancaman dari
orang Yahudi maupun pemuka agama saat itu. Mereka juga berdoa menyerukan dan mengakui Allah yang
transenden itu: “Dan, ketika teman-temannya itu mendengarnya, mereka mengangkat suara mereka kepada Allah dengan sehati dan berkata, Ya Tuhan, Engkaulah yang telah menjadikan langit, bumi, laut, dan segala isinya” (AYT – Kisah Para Rasul 4:24).

Perhatikan seruan mereka mirip karena sama-sama menyebut serta menyerukan kemahakuasaan Tuhan yang menciptakan alam semesta ini dan yang menjadikan langit bumi langit dan segala isinya. Puji Tuhan! Allah yang transenden bersama dengan kita, namun bulan hanya transenden namun Ia juga Allah yang imanen, yaitu Allah yang sangat dekat dengan kita bahkan tinggal bersama dengan kita, juga mencintai kita dan memimpin kita sampai pada akhir zaman.

Dengan demikian kita bisa berkata bahwa kita adalah lebih daripada pemenang di dalam Kristus yang mengasihi kita. Segala masalah persoalan penderitaan apapun juga dapat kita lalui bersama dengan
Kristus. (DH)

Questions:
1. Mengapa respons yang benar itu penting manakala kita mendengar berita yang menakutkan?
2. Apa langkah berikutnya setelah kita berespons dengan benar?

Values:
Respons awal adalah penentuan langka kemenangan kita.

Kingdom Quote:
Respons kita adalah kemenangan kita.