KETIKA TUHAN DIAM

KETIKA TUHAN DIAM 

Bacaan Setahun: 
Rat. 4, Yoh. 3, Mzm. 45 

“Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” (Matius 15:26-27)

Pada Matius 15:21-28, Tuhan Yesus pergi dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Daerah Tirus dan Sidon adalah daerah orang-orang kafir, tidak percaya Tuhan. Di situ terdapat seorang wanita Kanaan yang datang kepada Tuhan meminta belas kasihan-Nya karena anaknya kerasukan setan. Tapi Tuhan diam. Tidak menjawab. Tetapi, wanita itu tidak kecewa, melainkan terus berjalan mengikuti Tuhan Yesus. Berkali-kali wanita itu datang kepadaNya, tapi Dia menolak dengan keras. Namun, wanita Kanaan itu memiliki iman yang kuat, sehingga walaupun ditolak oleh Tuhan saat itu, imannya makin kuat. Semakin keras penolakan dari Tuhan, semakin ia sujud menyembah kepada-Nya

Fokus wanita itu adalah agar permohonannya dikabulkan, yaitu kesembuhan anaknya. Namun, fokus Tuhan bukanlah pada permohonannya, melainkan kepada pemohonnya. Tuhan tak berfokus pada apa yang kita doakan, tapi sering kali Ia lebih berfokus kepada diri kita. Ia ingin kita masuk dalam proses pemurnian karena Ia tahu bahwa kecenderungan manusia hanya ingin memiliki yang diingini hatinya

Kekuatan kita harus lahir dari dalam, yaitu kemurnian. Untuk itu, kita harus mengaplikasikan hal yang rohani pada kehidupan yang jasmani. Apabila yang dari dalam kita benar, akan ada kuasa Allah. Hati yang murni berbicara tentang kedalaman hati yang tanpa tipu muslihat dan tidak bersumpah palsu.

Jadi, jika hari ini permintaan kita belum dijawab Tuhan, mungkin kita belum matang dalam proses. Kecenderungan manusia adalah cara yang instan dan melupakan proses kehidupan. Bila iman kita sudah kuat dan proses kita jalani, maka fokus hidup kita bukan lagi tentang jawaban doa, tapi kematangan hidup. Tuhan mau menjawab atau tidak permohonan kita, takkan terlalu jadi masalah lagi, melainkan yang terlebih penting ialah menyembah Dia.

Rasul Paulus pernah meminta agar Tuhan mencabut duri dalam daging, tapi Tuhan menjawab, “Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Rasul Paulus tidak mengeluh kepada Tuhan, melainkan berkata, “Terlebih aku suka dalam penderitaan dan penganiayaan karena Injil, karena jika aku lemah maka aku kuat.” Cobalah melihat dari sudut pandang Allah ketika mendapati bahwa doa kita sampai saat ini belum terjawab. (JB)

Questions:
1. Pernahkah anda merasa seolah Tuhan diam atas permasalahn yang anda alami? Bagaimana respon anda?
2. Apa yang dimaksud “duri dalam daging” oleh Paulus?

Values:
Jika hari ini permintaan kita belum dijawab Tuhan, mungkin kita belum matang dalam proses.

Kingdom’s Quotes:
Bila iman kita sudah kuat dan proses kita jalani, maka fokus hidup kita bukan lagi tentang jawaban doa, tapi kematangan hidup