Bacaan Setahun:
Yeh. 36
Kis. 1
Mzm. 109
KEWAJIBAN UTAMA SEORANG AYAH
“A wise child heeds and accepts (and is the result of) his father’s discipline andinstruction, but a scoffer does not listen to reprimand and does not learn from his errors”Proverbs 13:1 AMP
“Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidakmendengarkan hardikan.”Amsal 13:1
Tahun lalu saya menulis renungan untuk memperingati hari ayah nasional, yang pertama kali dirayakan pada tanggal 12 November 2006, di Solo, Jawa Tengah. Ide hari ayah nasional digagas justru oleh kaum ibu yang tergabung dalam Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP), yang berpendapat bahwa sosok ayah memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter keluarga, dan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari sosok ibu. Selain Indonesia ada banyak negara lain yang juga merayakan hari ayah (father’s day) sebagai peringatan nasional mereka, dengan latar belakang alasan yang mirip, yaitu untuk menghormati sosok ayah dalam setiap keluarga.
Kali ini saya mengajak kita semua, khususnya para ayah untuk mengetahui mengapa sosok seorang ayah perlu dihormati. Dalam bacaan kita hari ini di Amsal 13:1 (terjemahan Amplified Bible) secara tegas menyatakan bahwa seorang anak yang bijak adalah anak yang memperhatikan dan menerima disiplin dan arahan ayahnya, bahkan anak itu dikatakan bijak sebagai akibat dari disiplin dan arahan yang diberikan ayahnya. Sebaliknya, seorang pembual atau pencemooh (mulut besar) adalah orang yang tidak mendengarkan teguran dan tidak belajar dari kesalahan-kesalahannya.
Sepanjang karir saya sebagai seorang hakim peradilan umum, saya mendapati kebanyakan dari para pelaku tindak pidana yang saya sidangkan, adalah orang-orang yang saat masih muda atau anak-anak tidak pernah mendapat disiplin dan arahan dari ayahnya, atau dengan kata lain ayahnya tidak pernah mendisiplinkan dan mengarahkan mereka. Apapun alasan dan latar belakang perbuatan pidana mereka, namun yang pasti mereka tidak bisa didisiplin atau diarahkan oleh orang tuanya, sehingga akhirnya dengan sangat terpaksa negaralah yang harus mendisiplinkan mereka dengan cara memasukkan/memenjarakan atau mengenakan pemidanaan lainnya kepada mereka.
Dari fakta tersebut saya menarik kesimpulan, yaitu: pertama bahwa Amsal 13:1 jelas memberikan suatu kewajiban utama kepada para ayah untuk sedapat mungkin mendisiplinkan dan mengarahkan anak-anaknya agar kelak mereka bertindak dan berlaku yang benar. Jika para ayah gagal melaksanakan kewajiban utamanya itu maka dapat dipastikan anak-anaknya akan tumbuh menjadi orang yang membawa kerugian bahkan bencana bagi masyarakat di sekitarnya. Kesimpulan kedua adalah, jika para ayah gagal mendisiplinkan dan mengarahkan anak-anaknya maka sudah dapat dipastikan anak-anaknya tersebut akan didisiplinkan oleh pribadi yang kekuasaanya jauh lebih besar dan lebih kuat dari ayahnya, yakni negara, dengan disiplin yang sangat tidak enak bahkan menyakitkan, misalnya pemidanaan berupa penjara dalam jangka waktu tertentu.
Jadi jika Anda ingin melihat anak-anak Anda hidup bahagia, tumbuh menjadi berkat bagi orang di sekelilingnya, dan tidak pernah dijatuhi hukuman pidana, maka Anda, para ayah, haruslah berusaha keras memenuhi kewajiban utama sebagai seorang ayah, yaitu mendisplinkan dan mengarahkan anak-anak Anda sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Selamat hari ayah nasional! (YMH)
Questions:
1. Mengapa sosok seorang ayah harus dihormati?
2. Apa akibat jika seorang ayah gagal menjalankan kewajiban utamanya sebagai seorang ayah?
Values:
Seperti halnya Bapa mendisiplinkan dan mengarahkan kita, maka para ayah juga berkewajiban untuk mendisiplinkan dan mengarahkan anak-anaknya.
Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dihasihi-Nya, seperti seorang ayah kepadaanak yang disayangi. (Amsal 3:12)