Kingdom Breakthrough | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

Penerobos akan maju di depan mereka; mereka akan menerobos dan berjalan melewati pintu gerbang dan akan keluar dari situ. Raja mereka akan berjalan terus di depan mereka, TUHAN sendiri di kepala barisan mereka!bagi banyak orang.” (Mikha 2:13)

Memasuki bulan ini kita ada dalam sebuah tema menjadi agen perubahan. Untuk menjadi agen perubahan tidak bisa bagi orang yang pasif dan tidak mau bergerak. Sebagai putra-putri Kerajaan Allah kita dipanggil, dibenarkan, disucikan dan akan dimuliakanNya.

Menurut penanggalan Yahudi, kita juga masuk dalam tahun yang baru 5785 tahun “Pey Hey” (hp). Huruf Pey (p))) adalah angka kedelapan yang berarti mulut dan Hey (h)))) ) adalah angka kelima yang berarti anugerah. Dalam huruf Ibrani Kuno (pictograf) bentuk huruf Hey jika kita perhatikan seperti orang yang sedang mengangkat tangan menyembah Tuhan.   

Oleh sebab itu agar hidup kita senantiasa dalam anugerah Tuhan kita harus menyembah Tuhan.

Seekor lebah madu (bumble bee) adalah hewan dengan tubuh besar yang memiliki sayap yang sangat kecil namun bisa terbang  jauh dan tinggi. Suatu ketika diadakan sebuah percobaan dengan menaruh lebah ini dalam sebuah kotak kaca dengan dimensi satu meter persegi. Setelah sekian lama lebah ini ada di sana, kemudian kotak kaca ini di buka maka si lebah tersebut percaya bahwa ia hanya bisa terbang satu meter. Hal ini seperti kehidupan kita yang terjebak di dalam kegagalan masa lalu sebab kegagalan masa lalu dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan masa depan kita.

Kita mungkin pernah gagal dalam hubungan, keluarga, bisnis atau hal-hal lain dalam kehidupan kita dan orang lain pernah berkata negatif yang mengatakan bahwa kita gagal, bodoh dan tidak bisa berhasil lalu kita menerimanya maka kita akan menjadi seorang pecundang. Kita harus belajar dari Rasul Paulus yang berkata: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). Memang di luar Kristus kita tidak dapat berbuat apa-apa sebab hanya Kristus yang memampukan kita menghadapi segala sesuatu.

Jika kita mau berhasil maka kita harus melakukan terobosan sebab Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan Penerobos yang tidak di batasi oleh apapun (2 Samuel 5:20). Kita akan belajar dari kisah dalam Yohanes 4 dimana Yesus menunjukkan diriNya sebagai Sang Penerobos. Yesus harus melintasi daerah Samaria. Selama empat ratus tahun orang tidak ada seorangpun orang Yahudi yang melintasi daerah Samaria. Jika mereka dari Yerusalem hendak ke Galilea maka mereka akan memilih jalan memutar menyeberang sungai Yordan dan masuk ke daerah asing dan menyeberang lagi di sungai Yordan untuk sampai ke Galilea. Orang Yahudi sangat rasialis dan memandang rendah orang Samaria, tetapi Yesus menerobos daerah Samaria.

Tibalah Yesus di sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dan disitu terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.” Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?”

Yesus telah menjebol sebuah tradisi yang sudah ada berabad-abad. Demikian juka kehidupan kita sebagai agen perubahan kita harus berani menjebol tradisi-tradisi yang tidak baik dengan menyatakan nilai – nilai Kerajaan Allah. Yesus melanjutkan percakapan itu dengan penuh simpati dan berkata: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”  Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?

Kita seringkali berkata masalah dan persoalanku terlalu berat sehingga kita tidak berani melangkah, tetapi Yesus dengan kasihNya berkata: “barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Kemudian wanita Samaria ini meminta Yesus memberikan air hidup itu.

Yesus mengajukan satu syarat agar wanita itu datang membawa suaminya. Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Yesus dengan jelas dapat mengetahui segala persoalan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga dan keluarga wanita ini. Yesus menegornya dan berkata: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu.”  Wanita ini terkejut dan berkata: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Kemudian wanita ini menanyakan hal lain kepada Yesus tentang penyembahan, Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.”

Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.  Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?” Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu. Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya.

Sejarah Gereja mencatat bahwa wanita Samaria ini dikenal sebagai Santa Photini. Dari seorang wanita yang tidak diperhitungkan menjadi seorang martir karena memberitakan kebenaran Injil, bahkan seluruh anak-anaknya menjadi pelayan Tuhan yang sangat radikal. Yesus telah menerobos penghalang rasialis dan adat istiadat dengan melintasi daerah Samaria demi seorang wanita yang tidak diperhitungkan, tetapi pada akhir hidupnya adalah seorang agen perubahan yang membawa berita Kerajaan Allah di tengah-tengah kekejaman Kaisar Nero dan hidupnya menjadi dampak sampai akhir hayatnya. Amin. (RCH)