(13) Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. (14) Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. (Daniel 7:13-14)
Berita kelahiran Yesus tidak saja membawa sukacita bagi dunia, tetapi juga mampu mengubah keadaan dari kegagalan menjadi kemenangan. Anugerah-Nya menyelamatkan kita dan memberikan kemerdekaan dari belenggu kuasa kegelapan didalam hidup kita. Majalah Times menerbitkan edisi khusus dan menobatkan sebagai The Man of This Year yaitu kisah kehidupan Yesus dari Nazaret. Kisah Yesus bukanlah dongeng, sebab Ia benar-benar ada di dalam sejarah. Kisah Yesus tidak saja sebagai history tetapi juga tentang His Story. Di dalam Majalah Times di tuliskan tentang Siapa Dia yang sesungguhnya, bagaimana pelayanan, mujizat dan kasih-Nya bagi dunia ini.
Seluruh nubuatan di dalam Perjanjian Lama merujuk kepada satu pribadi yaitu pribadi yaitu Yesus. Nama Yesus berarti Jehovah Saviour. Kita sebagai bangsa Indonesia juga patut berbangga dan bersyukur bahwa Keppres Nomor 8 Tahun 2024 itu diteken oleh Jokowi pada 29 Januari 2024 tidak lagi menyebut Isa Almasih tetapi Yesus Kristus. Isa Almasih berbeda dengan Yesus Kristus, sebab berita dari surga dengan jelas mengatakan bahwa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (Lukas 2:11).
Kita harus tahu siapakah Yesus yang sebenarnya. Dia bukan saja seorang Nabi atau orang baik, tetapi Dia adalah benar-benar Tuhan yang menjadi manusia sebab Dialah Raja yang diurapi (Mesiah). Dialah Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan. Dia yang akan memerintah di atas bumi ini. Hanya keturunan Raja yang dapat memerintah sebagai Raja, Yesus Kristus memiliki silsilah yang jelas sebagai keturunan Daud yang sudah di nubuatkan oleh nabi-nabi didalam Perjanjian Lama.
Di penghujung tahun seringkali banyakorang yang merasa sendiri, tidak berarti dan tidak berharga, tetapi kabar baiknya seperti 2000 tahun yang lalu Tuhan mengirimkan bala tentara sorga kepada para gembala yang sederhana untuk memberitakan kabar kesukaan besar datangnya Sang Raja. Demikian juga berita Natal yang kita rayakan memberikan pengharapan baru bagi setiap kita yang percaya dan berharap kepada Yesus. Kedatangan Sang Raja memulihkan kehidupan manusia dan mengembalikan kuasa yang hilang karena dosa. Dia adalah Sang Raja yang memberikan nyawa-Nya bagi kita sebagai tebusan. Dia juga Raja Damai (Prince of Peace) yang memberikan damai bagi hidup manusia. Damai (Shalom) bukan berarti tidak ada perang, tetapi juga hidup yang penuh dengan kemenangan, kemakmuran, kekayaan dan kejayaan serta hidup yang luar biasa.
Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Anak Manusia (Son of Man) sebanyak 88 kali didalam Alkitab. Anak Manusia bukanlah dari keturunan Adam. Sebelum Yesus disalibkan dan diadili di hadapan Sanhedrin, lalu seorang Imam Besar berkata kepada-Nya: “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.” Jawab Yesus: “Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.” (MatiusĀ 26:64-65).
Apa yang dikatakan Yesus merupakan penglihatan Nabi Daniel dalam kitab Daniel 7:13-14. Di dalam ayat sebelumnya, ayat 9 berbicara tentang Allah yang duduk di atas tahta. Sebuah pengelihatan yang juga ditunjukkan kepada Rasul Yohanes di dalamkitab Wahyu. Kepada Yesus diberikan kekuasaan dan kemuliaan sebagai Raja.
Pemerintahan Yesus sebagai Raja yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa juga sudah dinubuatkan oleh Raja Daud didalam kitab Mazmur 110:1-2;
(1) Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.” (2) Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu!
Rasul Yohanes juga diberikan pengelihatan dalam Wahyu 14:14;
(14) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya.
Jadi di dalam perayaan Natal ini kita tidak lagi merayakan Yesus sebagai bayi kecil yang tidak berdaya, tetapi Yesus Sang Raja yang memerintah dan duduk di atas tahta yang akan datang kembali pada kedatangan-Nya yang kedua. Kita harus bertobat, serahkan hidup kita kepada-Nya dan percaya bahwa Dia telah mati dan bangkit, Dia yang mengubah hidup kita yang tidak berarti menjadi berkemenangan dan berkenan di hadapan-Nya. Biarlah hidup kita senantiasa diperintah oleh Sang Raja dan siap menyongsong kedatangan-Nya yang kedua. Amin. (RCH)